MOESLIMCHOICE.com-Ustaz Adi Hidayat atau UAH merupakan ulama muda yang dikagumi dan disayang masyarakat.
Sesama ulama pun memuji dakwah UAH, yang mereka nilai sangat menarik karena tidak pernah menyalahkan melainkan merangkul.
Karena dakwahnya juga, UAH dianugerahi gelar kehormatan akademik Doktor Honoris Causa (HC) Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Baca Juga: Pj Bupati Apriyadi Hadiri Sertijab Danpomdam II Sriwijaya, ada Gambo Muba
Saat Pengukuhan Doktor Honoris Causa Manajemen Pendidikan Islam di UMD, Selasa 930/5/2023), UAH membuat seluruh hadirin terpukau dengan orasi iliahnya.
UAH menyapaikan orasi ilmiah berjudul “Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Alquran dan Sunnah serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan”.
Ditegskannya, Pendidikan Islam berbasis Al Quran dan Sunnah merupakan satu-satunya pilihan bagi kaum Muslimin untuk mewujudkan tujuan Islam beserta penunaian tugas manusia di muka bumi sebagai wakil Allah (khalifatu fil ardh).
Baca Juga: Populasi 32,2 Juta Dituding Kontroversial, GASTAT: Kami Gunakan Metode Sensus Terbaik di Dunia
"Karenanya, diperlukan manajemen tarbiyah yang sahih," tandas UAH dikutip dari muhammadiyah.or.id, Kamis (1/6/2023).
Berikut cuplikan sebagian Orasi Ilmiah UAH "Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Alquran dan Sunnah serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan”
Sepanjang sejarah para nabi sejak Adam AS hingga Muhammad SAW, nilai-nilai Islami telah diinternalisasi ke dalam diri mereka untuk membimbing umatnya menciptakan kehidupan dunia yang ideal dan damai.
Baca Juga: Penduduk Arab Saudi 32,175 Juta, Makkah dan Madinah Termasuk Kota Padat
Setelah Nabi terakhir, Rasulullah SAW wafat, nilai-nilai utama itu telah disisipkan di dalam Al Quran sebagai pedoman. Para ulama di berbagai periode berikutnya, lantas mengkodifikasikan nilai-nilai Alquran dan Sunnah sebagai pedoman utama menjawab problematika kehidupan sekaligus menuntun pada peradaban utama yang tinggi.
Dari Al Quran, para ulama mampu menyusun jawaban atas persoalan pendidikan, tata niaga, pengembangan IPTEK, tata negara, hukum pidana, hukum acara, hingga strategi militer yang semuanya terekam dalam sejarah kegemilangan peradaban Islam di berbagai belahan dunia.
Di masanya, Nabi Muhammad SAW tidak sekadar mengajarkan Al Quran sebagai bacaan, melainkan juga mengajarkan makna dan implementasinya yang saling terkoneksi dengan aktivitasnya di muka bumi.
Baca Juga: Beragama Islam, Noor Alfallah Mendadak Tenar karena Tengah Mengandung Anak Al Pacino
Kesuksesan manajemen pendidikan Islam ini tersirat dari kesuksesan Nabi Muhammad SAW membentuk 40 orang generasi awal Islam di Makkah yang kemudian berkembang menjadi 12.000 kaum muslimin di Yatsrib dan mengubah masyarakat Arab dari Jahiliah menjadi beradab.
Dalam waktu 23 tahun, Nabi juga berhasil melahirkan 38 panglima. Termasuk melahirkan pemimpin, birokrat, ulama, dan 5 saudagar terkaya yang tiga di antaranya memiliki kekayaan luar biasa jika dikonversi dengan mata uang saat ini (Ustman bin Affan 850 Juta USD, Zubair bin Awwam 1 M USD, dan Abdurrahman bin Auf yang memiliki kekayaan 3.2 M USD atau setara dengan Rp. 72.000 Triliun).
Kurikulum dan manajemen pendidikan Islam ini berlaku di setiap zaman. Di bawa kemanapun, model pendidikan seperti ini kata dia selalu melahirkan peradaban. Termasuk salah satu contohnya adalah Muhammadiyah.
Baca Juga: Noor Alfallah Hamil 8 Bulan, Al Pacino Antusias Punya Bayi Lagi di Usia 83
Kiai Ahmad Dahlan pun hanya mengeluarkan satu surah dalam Alquran, yaitu Surat Al-Ma’un yang dengan value surah-surah itu dan paham sunnah-sunnah nabinya, itulah yang mengeluarkan kemuliaan-kemuliaan Amal Usaha Muhammadiyah yang berwujud PKU, panti-panti yatim, pusat-pusat pendidikan, dan dari 1 ayat Ali Imran ayat 3, lahirlah Persyarikatan Muhammadiyah yang abadi melewati satu abad sampai masa kini.
Inspirasi dari Al Quran inilah yang patut diimplementasikan lewat manajemen yang tepat.
Dan kalau kita rumuskan ayat-ayat inilah yang bisa jadi value, melahirkan negara-negara maju dan mencerahkan, mendapatkan ridha Allah SWT.***
Artikel Terkait
Perbedaan Beradab dan Berakhlak, UAH: Beradab Belum Tentu Berakhlak
Melatih Sifat Ikhlas Agar Dijauhkan dari Godaan ala Ustadz Adi Hidayat
Bagaimana Hukum Puasa di Hari Jumat? Begini Kata Ustadz Adi Hidayat
Inara Rusli Putuskan Buka Cadar, Ustadz Adi Hidayat Ungkap Hukum Penggunaan Cadar dalam Islam
Ustadz Adi Hidayat Dianugerahi Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Muhammadiyah Jakarta