MOESLIMCHOICE.com-Shakereh Khaleeli adalah sosok perempuan kaya dan cantik dari dari keluarga aristokrat di Negara Bagian Karnataka, India Selatan. Tetapi pada tahun 1991, pewaris kekayaan itu hilang begitu saja, seolah raib dari muka bumi. Suami keduanya Murali Manohar Mishra, yang lebih dikenal sebagai Swami Shraddhananda, menikmati kehidupan tanpa istrinya dengan menggelar pesta-pesta di halaman tempat Shakereh dikubur.
Film diangkat dari kisah nyata ini dapat disaksikan di Amazon Prime Video dengan judul Dancing on The Grave (Menari-nari di Atas Kuburan), sebuah kejahatan yang mengguncang India 30 tahun lalu.
Episode Pertama dan Kedua miniseri dengan 4 episode ini berkisah tentang kehidupan Shakereh Khaleeli.
Baca Juga: Pastikan Kesehatan Para Jamaah Haji, Kemenkes Gelar Sosialisasi di 5 Kabupaten
Ia cucu dari Sir Mirza Ismail, yang merupakan Dewan negara bagian Mysore, Bengaluru, Jaipur dan Hyderabad dan disanjung atas perannya dalam mendirikan sejumlah bangunan dan monumen penting, Shakereh awalnya menikah dengan diplomat Akbar Khaleeli dan memiliki empat anak perempuan.
Keluarganya menggambarkan Shakereh sebagai sosok yang menawan, sangat menarik, yang menyukai mobil-mobil antik, sangat sosial, sangat penyayang dan menyenangkan.
Namun pada pertengahan 1980-an, dia bertemu dengan Sharddhananda dan kehidupannya berubah drastis.
Baca Juga: DPR Minta Presiden Jokowi Hingga Forkopimda Kalbar Tak Berpihak di Pemilu 2024
Imran Qureshi dari BBC Hindi, yang saat itu bekerja untuk surat kabar Times of India di Bengaluru dan juga tampil di dalam serial dokumenter itu, mengatakan bahwa “pembunuhan itu mengejutkan orang-orang terutama karena cara dia dibunuh, fakta bahwa dia dikubur hidup-hidup”.
Kasus itu “menjadi perbincangan di kota karena Shakereh menikah dengan laki-laki seperti Shraddhananda setelah menceraikan suami pertamanya”, tambah dia.
Dalam kliping pemberitaan saat itu, Shraddhananda disebut berasal dari keluarga miskin dan putus sekolah, “orang suci yang palsu” dan “pesuruh” yang mendekatkan dirinya dengan Shakereh karena “membantu menyelesaikan sejumlah masalah terkait properti” serta “mengeksploitasi Shakereh atas keinginannya untuk memiliki seorang anak laki-laki dengan mengklaim bahwa dia memiliki kekuatan magis”.
Baca Juga: Menko Muhadjir Tekankan Semangat Keislaman dan Nasionalisme Harus Dibarengi Soft Skill
Laporan-laporan yang ada mengatakan bahwa hubungan mereka mulai retak tidak lama setelah menikah pada 1986. Keduanya sering bertengkar, biasanya karena masalah uang, yang memicu Shraddhananda berencana mengeksekusi istrinya dengan cara yang mengerikan.
Namun terlepas dari fakta bahwa dia dinyatakan bersalah oleh total delapan hakim dari Pengadilan India, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, pengacaranya bersikeras bahwa bukti yang memberatkannya adalah bukti-bukti tidak langsung.
Di dalam serial dokumenter itu, kita bisa mendengar Sharddhananda sendiri masih menyangkal kejahatannya.
Beberapa pihak mempertanyakan dokumenter tersebut karena memberi ruang bagi seorang terpidana pembunuhan. Namun Patrick Graham, seorang pembuat film asal Inggris yang berbasis di Mumbai dan ikut menulis serta menyutradarai Dancing on the Grave, membela keputusan untuk memberi banyak ruang bagi kisah Shraddhananda.
“Saya pikir sangat penting untuk mendengar cerita dari sisinya, apalagi karena kita tidak pernah mendengar kabar darinya selama 30 tahun terakhir. Dia juga memberi kita wawasan yang tidak ternilai mengenai karakter Shakereh,” katanya kepada BBC.
Graham mengatakan bahwa timnya pergi ke penjara karena ingin mengetahui bagaimana seseorang seperti Shakereh dapat dipengaruhi oleh orang seperti Shraddhananda.
“Mulanya kami sempat terpengaruh oleh dia untuk percaya bahwa ada lapisan dari cerita ini, meskipun tidak ada dari kami yang meragukan kejahatannya ketika kami selesai berurusan dengan dia.”
Graham mengatakan bahwa mereka mendatangi Sharddhananda dengan “hati-hati agar tidak dianggap sebagai pengganggu oleh pria tua yang kecil dan lemah ini. Tetapi ketika kami mengetahui lebih banyak ceritanya, dan ketika kami lebih sering berinteraksi dengannya, kami merasa dia memiliki agenda, dia mempermainkan kami.”
“Semakin banyak waktu yang kami habiskan bersamanya, semakin jelas bahwa perasaannya tidak tulus, dan pada akhirnya kami mencoba berbincang lebih intens dengannya,” kata Graham.
Upaya itu, sambung dia, berujung Shraddhananda mengeluarkan “kata-kata kasar”, dan “dia bersikeras bahwa dia tidak bersalah, bahwa dia diperlakukan dengan buruk”.
Dalam banyak serial kasus kejahatan berdasarkan kisah nyata, kata Graham, seorang penjahat ditampilkan sebagai “seorang jenius”.
“Tapi saya jelas-jelas tidak ingin melakukan itu. Tentu saja Sharddhananda memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya adalah membuat orang mempercayainya,” ujar dia.
Namun pada akhirnya, dia tidak bisa meyakinkan pengadilan India bahwa dia tidak bersalah. Padahal pekan lalu, pengadilan tinggi menolak permohonan pembebasan bersyaratnya.
Ya. Kehidupan aslinya Shakereh Khaleeli adalah sosok perempuan yang “kaya dan cantik”. Dia berasal dari salah satu keluarga aristokrat di Negara Bagian Karnataka, India selatan. Tetapi pada tahun 1991, pewaris kekayaan itu hilang begitu saja, seolah raib dari muka bumi.
Selama tiga tahun, suami keduanya –Murali Manohar Mishra, yang lebih dikenal sebagai Swami Shraddhananda, mengarang cerita-cerita yang fantastis terkait keberadaannya.
Pada tahun 1994, jenazah Shakereh digali dari halaman rumah megah mereka di Bengaluru. Belakangan terungkap dia telah dibius, dikemas dalam peti kayu, dan dikubur hidup-hidup.
Pada tahun 2003, pengadilan negeri menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Shraddhananda atas pembunuhan, yang kemudian diperkuat oleh pengadilan tinggi.
Pengadilan mengetahui bahwa Shraddhananda mengejar dan menikahi Shakereh karena kekayaan dan propertinya yang bernilai miliaran rupee.
Selama proses banding, Mahkamah Agung menyebut kasus ini sebagai “kesekarahan keji seorang pria yang dibarengi kelicikan iblis”, namun MA mengubah hukumannya menjadi penjara seumur hidup “tanpa remisi”. Pekan lalu, pengadilan tinggi menolak permohonan pembebasan bersyaratnya.*
Artikel Terkait
Merasa Disingkirkan Bollywood, Priyankan Chopra Memilih Hollywood dengan Membintangi Film Murah
Ketika Buya Hamka Tolak Poligami, Najwa Shihab: Saya Senang Bagian itu Masuk dalam Film
Keren, Film Nasional My Great Teacher Tayang Perdana di Muba pada Peringatan Hardiknas