MoeslimChoice. Meski dianggap membawa berkah namun hujan terkadang memang menjadi ancaman bagi kelancaran penyelenggaraan even-even besar yang digelar sebagian manusia. Sehingga tidak heran kalau berbagai even besar di Indonesia jasa pawing hujan sudah digunakan sejak lama.
Bagi masyarakat Indonesia, penggunaan jasa pawang hujan sudah sejak lama dilakukan dan hal ini bagian dari kearifan lokal.
Namun selain pawing hujan, Indonesia juga ternyata memiliki pawang hujan lainnya yang bersumber dari sains yakni Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang dianggap mampu memodifikasi cuaca.
Pada even SEA Games pada November 2011 lalu di Palembang, Sumatera Selatan misalnya. BPPT diminta untuk mengendalikan hujan saat acara pembukaan perhelatan olahraga dari seluruh Asia Tenggara tersebut.
Bahkan BPPT juga pernah diminta untuk mengalihkaan hujan tahun 2009 lalu saat Jakarta dilanda banjir. Selama lima hari lebih, awan-awan yang berpotensi hujan berhasil dialihkan.
BPPT dianggap memiliki kemampuan untuk memberikan layanan jasa penambahan curah hujan (rain enhancement). Namun mereka juga memiliki teknologi yang bisa mengurangi curah hujan (rain reduction).
Untuk mengurangi hujan, mereka mencegah atau menghambat pertumbuhan awan di daerah target dengan metode "mekanisme persaingan". Metode ini diaplikasikan dengan menaburkan bahan higroskopis berukuran kurang dari 10 mikron ke dalam sistem awan yang baru tumbuh.
Awan yang baru tumbuh tersusun atas 100 butir air tiap sentimeter kubik dengan ukuran yang seragam sebesar 10 mikron. Awan ini akan tumbuh menjadi awan hujan setelah menyerap uap air sehingga ukurannya menjadi lebih besar dan bervariasi.
Namun dengan mengaplikasikan metode kompetisi maka kondisi awan terus dipertahankan untuk berada dalam kondisi stabil sehingga awan tidak bisa berkembang.