MoeslimChoice.KH Yahya Cholil Staquf yang kini menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dianugerahi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, gelar Doctor Honoris Causa. Penganugerahan itu berlangsung di Auditorium Prof Dr HM Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga, Senin (13/2/2023).
Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Prof Sahiron Syamsuddin mengatakan, gelar Doktor Honoris Causa ini diberikan kepada KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) karena kontribusinya dalam mewujudkan perdamaian di dunia internasional dengan langkah strategis dan pemikirannya, baik sebelum maupun setelah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.
“Alasan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menganugerahkan Doctor Honoris Causa kepada Gus Yahya yang saat ini Ketua Umum NU adalah bahwa beliau telah banyak memberikan kontribusi pemikiran dan tindakan kepada umat dalam rangka perdamaian dan persatuan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Prof Sahiron Syamsuddin dilansir dari NU Online.
Baca Juga: MUI Selenggarakan Seminar Pra Nikah, Ajari Pemuda tentang Pemahaman Membina Rumah Tangga
Hal tersebut, kata Prof Sahiron, tidak hanya dilakukan Gus Yahya saat setelah menjadi Ketua Umum PBNU, melainkan jauh sebelumnya. Pemikiran dan langkah strategisnya terus dilakukan sampai ia mendapatkan amanah sebagai Ketua Umum PBNU.
Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengatakan, hal itu tidak hanya dilakukan Gus Yahya sekarang saja. Ia sudah melakukannya sejak jauh sebelum ini.
Menurut Prof Sahiron, Gus Yahya melakukan penerjemahan-penerjemahan atas pemikiran Gus Dur, baik tentang kebangsaan, kenegaraan, maupun keagamaan. Semua pemikirannya itu ditujukan untuk rahmat bagi semesta.
Baca Juga: Bagaimana Pandangan Islam tentang Wanita Berkarier?
“Dulu beliau menerjemahkan pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang berbangsa dan bernegara serta beragama dalam rangka mewujudkan rahmat bagi alam semesta,” terangnya.
Gus Yahya, kata Sahiron, juga memiliki ide fiqih peradaban yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi tantangan di era saat ini.
“Saat ini, beliau memiliki gagasan perlunya menciptakan apa yang beliau sebut dengan Fiqih Peradaban dalam menjawab tantangan zaman,” katanya.
Sementara itu tadi pagi, Gus Yahya mengawai pidato ilmiahnya saat menerima anugerah gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) dari UIN Sunan Kalijaga di Auditorium Prof Dr HM Amin Abdullah dengan seloroh bahwa UIN Sunan Kalijaga telah menyelamatkan Universitas Gadjah Mada (UGM) dari kebakaran.
Bagaimana ceritanya? Rupanya kalimat itu dia nukil dari kata-kata KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mantan Presiden RI, yang mengomentari Gus Yahya dan H Syaifullah Yusuf yang tidak kunjung lulus dari UGM.
Mengomentari situasi yang tengah dialami Gus Yahya dan Gus Ipul itu, Gus Dur berseloroh, keduanya baru bisa lulus kuliah kalau kampus mereka dibakar.
“Ada dua orang yang baru bisa lulus kalau kampusnya dibakar,” katanya mengutip kalimat Gus Dur saat itu.
“Yang pertama Yahya Staquf dan Saifullah Yusuf,” kelakar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Namun entah bagaimana setelah itu, katanya, Saifullah Yusuf akhirnya bisa lulus dari kampusnya dan berhak menyandang gelar doktorhandus (drs).
Sementara Gus Yahya sendiri tidak lulus dari kampusnya, Universitas Gadjah Mada pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Oleh karena itu, lanjut Gus Yahya, dengan UIN Sunan Kalijaga memberikan gelar doktor kehormatan untuknya maka, "UIN Sunan Kalijaga menyelamatkan UGM dari kebakaran,” ujarnya disambut sorak dan gelak tawa hadirin.[*]
Artikel Terkait
Kembali, Gus Yahya Tegaskan: NU Tak Mau Terlibat Politik Praktis
Kutuk Paludan Kembali Bakar Al Quran, Gus Yahya: Dia Berbuat Sia-sia