MoeslimChoice.Serauts pendakwah mengikuti Standarisasi Dai Angkatan Ke-18 yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Salah satu pemberi materi adalah Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis yang karib disapa Kiai Cholil.
Kiai Cholil menyampaikan materi secara virtual kemarin, sebab tengah dalam perjalanan ke New Delhi, India, bersama para ulama lainnya dalam rombongan yang dipimpin Menko Polhukam Prof Dr Mahfud MD.
Kepada para peserta standarisasi dai, Kiai Cholil berpesan, agar para dai dapat bersikap statis tetapi di saat lain harus bersikap dinamis dalam menyampaikan kebenaran.
"Umat Islam yang tergabung di MUI adalah ahli sunnah wal jamaah yang tidak ekstrem kanan dan kiri. Tidak menjadi radikalis dan ekstremis bahkan teroris, juga tidak boleh liberalis,” tandasnya dilansir dari MUIDigital, Selasa (29/11/2022).
Oleh karena itu, Kiai Cholil berpesan agar para dai dapat moderat dalam memahami teks serta memahami kapan kalanya berbicara mengenai literalis, realistis, maupun substansialistis.
“Kapan kita mengambil teks secara apa adanya, kapan kita mengambil makna majaznya dan mengambil yang bisa dilaksanakan dari ajaran agama?,” paparnya.
Dalam kondisi tertentu seperti gempa di Cianjur ini, kata Kiai Cholil, para dai harus memahami kapan bersikap liberalis, yang harus digantikan dan dikuburkan dalam keadaan biasa, tetapi dalam keadaan darurat bisa beradaptasi.
“Begitu juga dengan pemahaman agama, kita tegas menyampaikan agama bahwa ini kebenaran yang nggak boleh diotak-atik,” tegasnya.
Tetapi, kata Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok ini, bahwa persoalan yang sifatnya zhanni apalagi khilafiyyah dapat ditoleransi.