NU-Muhammadiyah: Politisi Berkontestasi di Pemilu 2024 Jangan Jadikan Agama Kendaraan Meraup SuaraPoliti

- Kamis, 25 Mei 2023 | 19:00 WIB
PP Muhammadiyah berkunjung ke Kantor PBNU/Foto muhammadiyah.or.id
PP Muhammadiyah berkunjung ke Kantor PBNU/Foto muhammadiyah.or.id

MOESLIMCHOICE.com-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tidak lupa, Pemilu 2019 telah membelah umat.

Karena itu, PBNU dan PP Muhammadiyah menegaskan bahwa mereka tidak ingin peristiwa di Pemilu 2019 terjadi lagi di 2024.

Ditegaskan PBNU dan PP Muhammadiyah, para politisi yang bertarung di Pemilu 2024 harus menyampaikan gagasan tentang kebangsaan yang lebih visioner.

Baca Juga: Gunung Sinsing yang Menjulang Indah di Kalimantan, Kini Resmi Jadi Gunung Tertinggi Ketiga Malaysia

Hal itu terungkap saat PP Muhammadiyah melakukan kunjungan ke Kantor PBNU di Jl. Keramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2023).

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pihaknya melakukan kunjungan balasan pasca Muktamar Me-48 Muhammadiyah di Surakarta pada 2022.

Meski demikian, kata Haedar, antara Muhammadiyah dengan NU terus terjalin komunikasi intensif baik secara formal maupun non-formal.

Baca Juga: Hadiri The 7th AMMSWD, Mensos Paparkan Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial

Dalam pertemuan ini, NU dan Muhammadiyah membahas 3 agenda penting yaitu ekonomi, politik, dan kepemimpinan moral — menjelang Pemilu 2024.

Haedar mengibaratkan hubungan NU dan Muhammadiyah 2 sayap yang menerbangkan keislaman dan keindonesiaan. Tiada perbedaan tajam,  justru antara Muhammadiyah dan NU ditemukan begitu banyak kesamaan.

“Kita ini dibolak-balik ya Islam. Maka dari itu kita terus menggelorakan Islam yang damai, mencerahkan, dan memajukan," katanya dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Baca Juga: Gubernur Herman Deru Ajak Developer Anggota REI Masifkan GSMP di Setiap Lingkungan Perumahan

Hal senada diungkapkan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Menurutnya, isu strategis dalam konteks keumatan dan kebangsaan saat ini adalah penguatan ekonomi yang berkeadilan, politik dan kepemimpinan moral supaya tidak terjadi lagi pembelahan akibat Pemilu.

“Kami setuju dengan yang disampaikan oleh Muhammadiyah tentang urusan ekonomi, politik, dan moral. Sebab saat ini publik kehilangan sosok yang ditiru untuk urusan moral," kata Gus Yahya.

Baca Juga: Menag Serahkan Setangkai Bunga Ros, Bukti Kecintaan pada Jamaah Haji Lansia

Menurutnya, akrobat politik pada Pemilu 2019 mengakibatkan pembelahan, dan itu dirasakan sampai sekarang.

Karena itu ia menegaskan, politik jangan membawa-bawa agama sebagai kendaraan untuk meraup suara.

Para politisi yang akan maju dalam pertarungan Pemilu 2024, tegas Gus Yahya, harus menyampaikan gagasan tentang kebangsaan yang lebih visioner, supaya pemilu lebih produktif.

Baca Juga: Penyelundup Pasok Senjata Ilegal ke KKB Papua, Mendagri Tegaskan Bisa Dihukum Mati

Dalam kunjungan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah bersama Sekretaris Umum Abdul Mu’ti, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Saad Ibrahim, Agus Taufiqurrahman beserta Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dan Izzul Muslimin.
.
Di kesempatan yang sama, Gus Yahya didampingi antara lain Wakil Ketua Umum Amin Said Husni, Wakil Sekjen Suleman Tanjung, Najib Ascha dan Imron Rosyadi Hamid.***

Editor: Rosydah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X