Hadiri BFA, PM Anwar Ibrahim akan Tingkatkan Hubungan Malaysia dengan China

MoeslimChoice.Anwar Ibrahim akan menginjakkan kaki di tanah China sebagai Perdana Menteri Malaysia untuk pertama kalinya hari ini ketika dia tiba di provinsi pulau paling selatan Hainan, untuk menyampaikan pidato di Forum Boao Tahunan Asia (BFA).

Anwar Ibahim dijadwalkan akan membagikan pemikirannya pada konferensi bertema “Dunia yang Tidak Pasti: Solidaritas dan Kerjasama untuk Pembangunan dan Tantangan” besok pagi.

Dilansir The Star, Kamis (29/3/2023), Anwar Ibrahim dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Qionghai Boao sekitar pukul 15.00 dan anggota delegasinya termasuk Menteri Transportasi Anthony Loke dan Menteri Pembangunan Pemerintah Daerah Nga Kor Ming.

Baca Juga: Mutasi Massal di Polri, 7 Kapolda Diganti dan Irjen Fadil Imran Naik Jabatan

Mereka akan diterima oleh Menteri Luar Negeri Datuk Seri Zambry Abdul Kadir, Duta Besar Malaysia untuk China Raja Datuk Nurshirwan Zainal Abidin dan Konsulat Jenderal Malaysia untuk Guangzhou Suraya Ahmad Pauzi.

Datuk Seri Najib Razak adalah perdana menteri Malaysia terakhir yang menghadiri konferensi tersebut pada tahun 2015.

Diresmikan secara resmi pada tahun 2001 setelah Krisis Keuangan Asia 1998, BFA adalah platform untuk mempromosikan pembangunan bersama melalui integrasi ekonomi regional.

Baca Juga: Alami Cedera Otak, David Tak Bisa Terima Pendidikan Selama 1 Tahun ke Depan

Para pemimpin lain yang diharapkan hadir di BFA tahun ini termasuk perdana menteri Singapura Lee Hsien Loong, Alikhan Smailov dari Kazakhstan, Patrick Jerome Achi dari Pantai Gading, dan Pedro Sanchez dari Spanyol.

Anwar juga diperkirakan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan beberapa rekannya di sela-sela forum tersebut.

Di antara tujuan forum tersebut adalah untuk membantu masyarakat membangun masa depan yang lebih kuat melalui dialog dan pertukaran antara Tiongkok dan negara lain.

Anwar juga dijadwalkan menggelar pertemuan dengan pimpinan puncak China Communications Construction Company malam ini.

CCCC adalah kontraktor Rekayasa, Pengadaan, Konstruksi, dan Komisioning (EPCC) untuk proyek East Coast Rail Link (ECRL) Malaysia sepanjang 640 km.

BFA juga diharapkan untuk melihat isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan dan inklusivitas, efisiensi dan keamanan, kerja sama regional dan global, serta mencari cara yang lebih efektif untuk mempromosikan kerja sama internasional.

Juga di kartu adalah diskusi tentang cara-cara untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dengan pandemi Covid-19 terburuk di belakang kita.