Terkait Ledakan di Kapal BBM MT Kristin, PKS: Manajemen Risiko Pertamina Rapuh!

- Selasa, 28 Maret 2023 | 11:49 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PKS, H Mulyanto
Anggota DPR RI Fraksi PKS, H Mulyanto

 

MoeslimChoice. Menyusul terjadinya ledakan dan kebakaran kapal pengangkut BBM MT Kristin di Ampenan, Mataram, pada Minggu (26/3/2023). Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto, mendesak Pertamina untuk mempercepat pembentukan direktorat manajemen risiko. Diketahui akibat kejadian tersebut, tiga orang awak kapal meninggal dunia.

Mulyanto mengatakan, terjadinya kebakaran kapal angkut BBM ini, menandakan manajemen risiko Pertamina buruk. Pasalnya, belum lama ini juga terjadi ledakan dan kebakaran di terminal BBM Plumpang, Jakarta Utara, yang menewaskan 25 orang.

Sebelumnya, juga terjadi kebakaran kapal yang menewaskan 4 orang awak di dekat Jayapura, Papua pada Agustus 2022. Juli 2021 di dekat Karimun Riau, terjadi kebakaran kapal tanker Pertamina. Dan di bulan Mei 2020, di pelabuhan Belawan, Medan, juga terjadi kebakaran Kapal Pertamina.

"Ini artinya hampir setiap tahun terjadi kebakaran kapal angkut BBM Pertamina. Ini kan seperti menjadi rutinitas regular. Padahal perusahaan migas ini harusnya zero accident," kata Anggota DPR RI, Mulyanto, dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (27/3/2023).

Oleh karena itu, Mulyanto minta Pertamina segera membentuk direktorat manajemen risiko yang bertugas mengawasi dan memeriksa keamanan sistem operasional, serta alat kerja yang digunakan selama ini.

Baca Juga: Tolak Timnas U-20 Israel, PKS: Bagian Jaga Marwah Bangsa dan Komitmen Kemanusiaan

"Di tengah bisnis migas yang semakin lesu menuju senjakala, kasus-kasus kecelakaan fasilitas operasional Pertamina tersebut, makin mempercepat merosotnya kinerja industri migas Nasional. Ini menjadi kabar buruk bagi ketahanan energi Indonesia," tambah Mulyanto.

Politisi PKS itu menyebut, dari kasus-kasus kebakaran ini makin terlihat rapuhnya manajemen risiko di perusahaan minyak milik negara ini. Hal ini tentu sangat tidak diinginkan.

"Konon Pertamina telah memiliki total 750 kapal. Selain juga mengelola time charter dan spot charter yang dapat disewa melalui penyewaan elektronik. Namun, kita tidak tahu berapa prosen kapal yang usianya setua MT Kristin atau bahkan lebih tua lagi," ungkapnya.

Tanpa manajemen risiko yang kokoh, menurut Mulyanto, pihaknya mengaku ragu kasus kebakaran kilang ataupun kapal BBM Pertamina di atas, tidak akan terulang lagi di masa depan.

"Jadi Menurut saya, bukan hanya wajib bagi Pertamina untuk membentuk Direktorat terkait Manajemen Resiko, sehingga terjadi penguatan struktural penanganan risiko, namun juga secara kultural Pertamina harus meningkatkan budaya peka terhadap resiko, agar pimpinan dan karyawan Pertamina sensitive dan tidak mudah menggampangkan resiko," pungkas Mulyanto.***

Baca Juga: Besok Sidang AG Digelar, Kuasa Hukum David: Kami Hargai Proses Hukum dan Menolak Diversi

 

Editor: Melati Tagore

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X