KPK Ajak Perguruan Tinggi Islam Ciptakan Lulusan Berintegritas

- Selasa, 27 September 2022 | 18:00 WIB
foto/kemenag
foto/kemenag

MoeslimChoice. Korupsi dapat menjerat siapa saja, baik dari kalangan akademik maupun non-akademik. Untuk itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong Perguruan Tinggi untuk ikut bertanggungjawab mengawal para alumni untuk menjaga integritas. 

Menurut KPK, yang dibutuhkan dari Perguruan Tinggi saat ini adalah kader-kader atau lulusan yang berintegritas.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron saat memberikan paparan dengan tema 

: "Penanaman Nilai-Nilai Integritas di Perguruan Tinggi" dalam kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Teather UIN Walisongo Semarang, Senin (26/9/2022).

Di hadapan civitas akademika UIN Walisongo, Gufron menjelaskan, bentuk-bentuk tindak pidana korupsi, mulai dari menyalahgunakan wewenang, memperkaya diri atau orang lain, suap, gratifikasi, pemerasan, hingga konflik interest. Semua jenis korupsi tersebut mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda.

Semua pihak, kata Gufron, dapat terjerat korupsi, baik kalangan akademik maupun non akademik. 

Sehingga dibutuhkan kesadaran bersama untuk membentuk kader berintegritas dalam setiap jenjang pembelajaran.

"Membangun Indonesia tidak cuma dengan ilmu, tapi juga karakter bangsa, dengan berintegritas. Kita saat ini melihat tidak ada SKS yang menanamkan integritas. Misalnya, proses rekrutmen itu yang dicari berasal dari TPA. Proses pembelajaran tesnya materi kurikulum. Evaluasinya tes tulis dari kurikulum. Sampai alumni juga tidak ada," kata Gufron.

"KPK butuh saat ini, agar ada tanggungjawab akademik dari dunia pendidikan pada alumni-alumninya. Bagaimana mencetak kader yang berintegritas," tambahnya.

Gufron menambahkan, Perguruan Tinggi bukan sebatas memberikan knowledge. Sebab kalau hanya itu, Perguruan Tinggi akan kalah dengan robot. Karenanya, selain knowledge, harus diajarkan integritas.

Menurutnya, koruptor adalah orang yang tidak tahu siapa dirinya, ke mana akan pergi. Korupsi adalah sesat arah. Oleh karena itu, jika tidak tahu orientasi yang jelas mau ke mana, apa yang dilakukan, maka perlu diingatkan agar jangan sampai tersesat.

"Kalau orang tidak tahu, maka diingatkan jangan sampai sesat arah. Awalnya, korupsi itu tidak tahu dirinya. Langkah-langkahnya salah diingatkan, itulah korup," tandasnya.

Secara khusus, Gufron memuji semangat UIN Walisongo yang menyisipkan pesan integritas dalam lagu Mars.

"Kalau KPK mengajarkan integritas itu sesungguhnya kebalik. Malah KPK yang ke sini untuk belajar. KPK bukan datang memberi sesuatu, tapi datang untuk menagih. KPK berharap, UIN dapat memberikan cara bagaimana menanamkan integritas. Saya mendengar lagu Mars UIN itu, asumsinya mengarahkan mahasiswa dan lulusan agar profesional," tandasnya.

Halaman:

Editor: Melati

Terkini

X