Mau Masuk PTN Favorit, Jangan Banyak Menghafal

- Kamis, 8 September 2022 | 12:30 WIB

MoeslimChoice.Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengubah secara drastis skema seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Perubahan revolusioner adalah hafalan digantikan dominasi penalaran dan literasi.

Dari jalur, tetap sama. Yang menunggu-nunggu Jalur Mandiri, masih ada. Ya. Tiga jalur masuk PTN bagi lulusan sekolah menengah atas selama  adalah Pertama Jalur Prestasi atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Kedua, tes nasional atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Ketiga adalah jalur mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTN.

Mendikbukristek, Nadiem Anwar Makarim, mengumumkan perubahan mendasar untuk tiga skema seleksi itu, yang intinya mendorong siswa menguasai penalaran dan literasi daripada hanya menghabiskan waktu dengan menghafal materi pelajaran.

Di skema SNMPTN misalnya, Nadiem menambahkan minimum kriteria bobot 50 persen rata-rata nilai rapor seluruh mata pelajaran.

“Sehingga setiap pencapaian siswa, setiap mata pelajaran itu ada bobotnya, dalam seleksi proses ini. Sisanya itu kita berikan kebebasan kepada Prodi (program studi, red) dan PTN, untuk menentukan bobotnya, antara mata pelajaran yang spesifik ke Prodi itu, prestasi, atau portofolio,” kata Nadiem, dalam acara Merdeka Belajar seri 22, Rabu (7/9/2022).

Perubahan revolusioner juga terjadi dalam skema SBMPTN, di mana tidak ada lagi tes mata pelajaran spesifik.

“Hanya ada satu tes skolastik, yang mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris, dan ini akan menyederhanakan secara drastis tes seleksi ini,” kata Nadiem.

Aturan baru ini juga akan meringankan beban orang tua, karena tidak perlu mengirimkan anaknya ke lembaga bimbingan belajar yang mahal. Guru di sekolah juga tidak berada dalam tekanan untuk mendongkrak kemampuan siswa, dan fokus mengembangkan kemampuan nalar siswa serta mendalami kurikulum mereka.

“Dan untuk seleksi secara mandiri, kita akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dan memberikan kesempatan untuk masyarakat, mengawasi proses tersebut. Dengan memastikan bahwa PTN mengumumkan semua kriteria dan proses dari seleksi jalur mandiri, sebelum dan sesudah seleksi terjadi,” papar Nadiem.

Perubahan di jalur mandiri ini, sekaligus menjadi gebrakan setelah KPK menangkap Rektor Universitas Lampung pada bulan lalu, karena menerima suap terkait penerimaan mahasiswa baru.

Nadiem berharap, perubahan besar ini menciptakan jalur seleksi yang jauh lebih transparan, lebih demokratis, menjunjung tinggi keadilan sosial, dan lebih sederhana untuk siswa.
KPK menangkap Rektor Universitas Lampung dan sejumlah pihak lain dalam kasus suap terkait penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri, dalam tangkapan layar.

Astuti Andriyani, orangtua salah satu siswa di SMA N I Yogyakarta menyambut positif gebrakan Nadiem.

“Transformasi ini sangat luar biasa, karena mengurangi beban belajar dari anak kami yang kemarin harus menyelesaikan 15 mata pelajaran di sekolah, masih harus persiapan khusus untuk soal-soal UTBK, yang fokus pada rumus, hafalan kemudian tips-tips jitu mengenali tipe-tipe soal,” kata Astuti.

UTBK yang disebut Astuti, adalah Ujian Tulis Berbasis Komputer. Seperti juga kebanyakan orang tua di Yogyakarta, Astuti juga harus mengirim anaknya ke lembaga bimbingan belajar.

Halaman:

Editor: Ida Royani

Terkini

X