MoeslimChoice.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memaparkan tentang upaya mencegah rokok pada anak remaja. Dokter spesialis anak dan Sekretaris Satgas remaja IDAI, dr. Angga Wirahmadi mengatakan, untuk mencegah remaja yang sudah telanjur terpapar rokok dapat dilakukan dengan dukungan berbasis sekolah, agar tidak menjadi perokok aktif.
Angga menyampaikan hal itu dalam diskusi daring 'Hari Tanpa Tembakau Sedunia' yang diikuti di Jakarta, Sabtu (28/5).
“Ternyata program pencegahan merokok yang paling efektif adalah program pencegahan berbasis sekolah. Dan provider program yang paling berhasil untuk mengubah persepsi remaja tentang merokok adalah guru atau edukator,” ucap Angga, dikutip dari Berita Antara, Minggu (28/4).
Angga menerangkan, sejatinya ada tiga program yang bisa diimplementasikan untuk mencegah remaja merokok yaitu berbasis keluarga, sekolah, dan juga berbasis internet.
Baca Juga: Pemerintah Dinilai Gagal Turunkan Angka Perokok Anak
Baca Juga: Tegas! Pj Gubernur DKI Siap Cabut KJP Siswa yang Terlibat Tawuran dan Merokok
Prinsip yang disarankan untuk pencegahan berbasis sekolah, Dokter RS Hermina Jatinegara ini menjelaskan, adalah dengan social influence theory, yaitu mengajarkan tentang kemampuan remaja untuk menolak ajakan merokok, dan social competence yaitu meningkatkan kompetensi sosial, keterampilan, keahlian, kemampuan remaja secara umum sehingga bisa jauh dari keinginan merokok.
Program pencegahan merokok di sekolah bisa dilakukan dengan larangan merokok di area sekolah serta tidak mempromosikan rokok dalam kegiatan sekolah. Memasang poster bahaya merokok dan bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk sosialisasi bahaya merokok juga perlu dilakukan sehingga sekolah bisa mendapat predikat Kawasan Tanpa Rokok.
Guru juga bisa sangat membantu dalam menghentikan adiksi merokok pada remaja dengan memberi kesempatan pada remaja, ataupun memunculkan potensi minat bakat dan perkumpulan remaja di sekolah, sehingga remaja bisa fokus pada aktivitasnya dan lebih mudah untuk berhenti.
Selain berbasis sekolah, pencegahan remaja yang kecanduan merokok juga bisa dilakukan dengan basis keluarga. Hal yang harus didahulukan adalah dengan orang tua memberi contoh untuk menghentikan kebiasaan merokok.
“Orang tua melarang, jangan membiarkan anak merokok. Karena ketika orang tua membiarkan anak merokok, maka remaja mengatakan hal itu hal yang biasa. Dan arahkan ke remaja untuk mencari bantuan terkait menghentikan merokok,” tambah Angga.
Sementara pencegahan berbasis internet bisa dilakukan dengan larangan dari pemerintah terkait konten merokok di media sosial atau iklan.
Alumni FK UI ini mengatakan ada empat tahapan adiksi merokok pada remaja yaitu tahap preparation, di mana remaja melihat merokok sebagai kegiatan yang menyenangkan dan pereda stres. Biasanya remaja melihat kegiatan tersebut dari orang terdekatnya seperti ayah atau saudara maupun paparan media sosial dan iklan.
Tahap kedua adalah initiation yaitu ketika remaja mulai mencoba merokok karena rasa ingin tahu dan ingin tampil keren seperti teman-teman sebayanya yang merokok. Pada tahap ini remaja biasanya merokok pada waktu tertentu dan tidak rutin misalnya setelah makan atau jika sedang berkumpul bersama teman.
Setelah sudah merasa rokok menjadi sarana penghilang stres, remaja akan masuk ke tahap ketiga yaitu becoming a smoker, di mana mereka sudah merokok minimal 4 batang sehari. Dan tahap terakhir adalah sudah menjadi perokok aktif yang bisa menghabiskan satu bungkus rokok atau lebih yang disebut tahap maintenance of smoking.
Artikel Terkait
Jamaah Dilarang Merokok di Madinah, Ada Sanksi Denda atau Kurungan
Jokowi Keluarkan Larangan Jual Rokok \'Ketengan\', Ini Tanggapan Dokter Paru
Penjualan Rokok Batangan Akan Dilarang, Ini Alasannya
Jokowi Larang Jual Rokok Ketengan Tahun Depan, Kemenkes Beri Penjelasan
Masyarakat Pedesaan Getol Belanja Rokok, Pemkot Magelang Terapkan KTR