MoeslimChoice.Muktamar Internasional Fiqih Peradaban sebagai bagian rangkaian Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) telah siap diselenggarakan besok, Senin (6/2/2023), di Shangri-La Hotel, Surabaya, Jawa Timur. Hingga tadi siang, Ahad (5/2/2023), para peserta dari luar negeri sudah tiba.
Yang sudah hadir tadi siang termasuk juga para pembiara yang terdiri dari 79 ulama dari berbagai negara di dunia, yang 60 di antaranya sudah tiba di Shangri-La Hotel, tempat dilangsungkannya Muktamar Internasional Fiqih Peradaban itu.
Kabar mengenai kedatangan 60 pembicara dari luar negeri untuk Muktamar Internasional Fiqih Peradaban itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam jumpa pers di Surabaya siang tadi.
“Sudah hadir sekarang sebagian besar para ulama khususnya pembicara. Sekita 60 ulama dari 79 negara saat ini sudah tiba di lokasi Muktamar Fiqih Peradaban,” kata Gus Yahya dikutip dari NU Online.
Kakak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu mengatakan pula, para ulama, pembicara, maupun pengamat yang hadir ada yang datang untuk mengisi secara langsung. Ada pula yang mendelegasikan kepada tokoh lain untuk menyampaikan pemikirannya di acara Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang diinisiasi PBNU.
Dikatakannya, sebagian ulama itu hadir untuk menyampaikan sendiri pandangan-pandangan mereka dalam Muktamar Internasional Fiqih Peradaban ini. Namun ada juga yang secara virtual dan yang mengirimkan perwakilan atau makalah mereka.
Gus Yahya mengungkapkan bahwa para ulama yang hadir bukan hanya sebagai pembicara, mereka juga hadir sebagai pengamat. Bahkan, ada beberapa tokoh dunia yang sengaja mengajukan diri untuk mengikuti muktamar internasional yang merupakan salah satu rangkaian puncak resepsi 1 Abad NU ini.
Selain pembicara, kata dia, banyak pula kalangan lain di luar sana yang mengetahui acara ini dan meminta untuk hadir.
“Bahkan tokoh-tokoh dunia luar Islam yang tahu publikasi acara ini menghubungi kami dan meminta izin untuk hadir,” tambahnya.
Gus Yahya pun mempersilakan para peserta, partisipan, maupun awak media untuk memanfaatkan momentum ini dengan meminta pernyataan atau mewawancarai secara langsung para tokoh-tokoh yang hadir.
“Silakan gali pendapat maupun pandangan dari beliau-beliau yang hadir,” tegas Gus Yahya.[*]