MoeslimChoice. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengapresiasi turunnya angka stunting di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) yang signifikan yaitu sekitar 10 persen.
Meski demikian, menurut catatan dari survei gizi, analisis dari angka Nasional terdapat banyak anak stunting baru di usia antara 1 sampai 2 tahun, sehingga diperlukan pencegahan stunting yang dilakukan terhadap ibu hamil.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) RI, dr. Maria Endang Sumiwi, saat menghadiri Opening Ceremony Festival Rumah Gizi yang digagas Pengurus Daerah (PD) 'Aisiyah Kabupaten Garut, yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, di Alun-alun Garut, Kabupaten Garut, Sabtu (28/1/2023).
"Nah ini yang paling bermanfaat adalah kita menjaga ibu hamil, ibu menyusui, sampai dengan balita itu mendapatkan asupan protein hewani yang bagus, juga dukungan dari bapak (karena) bukan hanya tanggung jawab ibu, tadi saya juga mendengar di sini akan ada inovasi baru namanya Melani (atau) Memastikan Setiap Ibu Hamil Terlayani," kata Dirjen Kesmas, dr. Maria Endang Sumiwi di Garut, Jawa Barat, seperti dikutip, Sabtu (28/1/2023).
Maria mengatakan, dirinya sangat terkesan dengan kunjungannya ke Kabupaten Garut, karena melihat antusiasme masyarakat yang semangat dan gembira. Ia berharap, Kabupaten Garut dapat menurunkan angka stunting dan mencapai target yang diberikan oleh Presiden Jokowi yaitu sebesar 14% di tahun 2024.
"Angka stunting Garut saat ini di 23%, Nasional rata-ratanya 21%, (memang) masih lebih tinggi dari angka Nasional, penurunannya lebih jauh dari penurunan Nasional, kan penurunan nasional 2,8% di sini turunnya 10%, jadi kerja kerasnya hebat," tambah Dr. Maria.
Maria pun mengapresiasi terselenggaranya Festival Rumah Gizi, yang menggandeng beberapa pihak di lintas sektor, sebagai bentuk dukungan pengetahuan kepada ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang.
Sementara itu, Bupati Garut mengungkapkan, saat ini angka stunting di Kabupaten Garut berada di angka 23%, pihaknya memiliki target di tahun depan menurunkan kurang lebih 9%.
"Ini merupakan kerja keras tetapi bukan merupakan suatu yang tidak mungkin kalau dilakukan kolaborasi semua stakeholder bersatu padu dan jujur, yang pertama itu bukan kita menurunkan angka," katanya.
"Saya dari dulu mengatakan, kita tidak perlu jadi juara, tetapi kita memberikan kejujuran, supaya nanti kalau data kita misalnya 18% jangan dibuat (jadi) 10%, itu tidak boleh karena kita membohongi orang dan membohongi diri sendiri," ucapnya.
Ketua Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, mengungkapkan, Festival Gizi ini merupakan acara yang sangat penting. Sudah menjadi tanggung jawab semua pihak sebagai makhluk Tuhan untuk mengawal generasi yang akan datang, agar tidak menjadi generasi yang lemah.
"Jangan sedikitpun kita melewatkan generasi yang lemah, Al Quran mengajarkan itu sehingga kita semua memiliki tanggung jawab yang besar dan salah satu adalah kita berkolaborasi untuk hari Nasional gizi," ucapnya.
Ia menyampaikan, semua ini diniatkan untuk kepentingan bangsa dan negara agar menjadi bangsa dan negara yang kokoh, besar, memiliki sumber daya manusia yang maju dan berkualitas.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Garut, Yati Rosyati Damiri menyampaikan, Festival Gizi ini merupakan puncak kegiatan dari rangkaian acara Peringatan Hari Gizi Nasional.