Muhammadiyah dan Mitra Susun Strategi Baru Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

- Minggu, 29 Januari 2023 | 10:30 WIB

MoeslimChoice.Selama ini advokasi terhadap perjuangan kemerdekaan Bangsa Palestina tidak bisa dilakukan secara reaktif,  hanya berdasarkan kejadian yang  bersifat agresi dan peperangan.

Cara itu harus diubah, agar efektif. Umat Islam harus melakukannya secara secara konsisten dan terkoordinasi dalam membangun narasi di berbagai bidang,  tanpa menunggu kejadian opresif militer Israel.

Dalam rangka menyatukan barisan itu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mewadahi diskusi bersama Global Peace Malaysia, MyAqsha Defenders, dan pegiat kemanusiaan dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas).

Bertempat di Aula lantai 6 Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah Jakarta, Rabu, diskusi mengambil tema tentang media dan advokasi, yang dilansir dari Muhammadiyah.or.ida, Ahad (20/1/2023).

Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan mengatakan, diskusi ini diadakan di samping pertemuan para aktivis dalam merespon bencana di Cianjur. Diskusi tentang advokasi Palestina ini, kata dia penting untuk menyatukan visi dalam bergerak secara terorganisir.

“Ini menjadi satu hal yang menarik dan kita juga merekomendasikan adanya satu koordinasi kegiatan sehingga kegiatan-kegiatan dukungan terhadap Palestina itu menjadi lebih efisien dan bermanfaat,” ujarnya.

Ke depan, Budi berharap advokasi membentuk narasi ini dapat dilakukan di bidang kultural dan sebagainya agar perjuangan terhadap bangsa Palestina tidak sekadar menunggu momen berdarah.

“Isu Palestina sudah lama dan susah selesainya kapan. Maka kita perlu warna baru dalam membicarakan cara baru dalam bicara Palestina sehingga dengan demikian kita akan lebih efektif dan lebih mengerti pada apa yang harus kita lakukan pada bangsa Palestina yang punya ikatan erat dengan bangsa Indonesia,” tegasnya.

Menyambung Budi, CEO Global Peace Malaysia (GPM), Ahmad Fahmi Muhammad Samsudin mengatakan usaha menyatukan koordinasi dalam mengadvokasi nasib bangsa Palestina ini direncanakan di beberapa negara Asia Tenggara. Diskusi di Indonesia ini adalah kali pertama.

“Alhamdulillah saya pikir kehadiran kami di Indonesia ini mendapatkan sambutan yang baik sebagai tuan rumah, Muhammadiyah dan juga teman-teman kita yang mana memberikan sedikit insight bagaimana kita ke depan, peranan yang bisa kita mainkan dalam media dan advokasi ini untuk kita membawa naratif dalam isu Palestina ini bisa berterusan dan konsisten,” ujarnya.

Ahmad Fahmi juga menegaskan bahwa perjuangan membebaskan Baitul Maqdis dan Al-Aqsha dari tangan penjajah tidak akan efektif jika dilakukan seperti selama ini, yaitu secara sporadis dan reaktif. Umat muslim Nusantara, kata dia perlu tampil lebih dalam mengawal perjuangan ini.

“Saya fikir kesinambungan itu perlu diteruskan, momentum kita sebagai satu wahana Nusantara supaya kita bisa sebut bahwa naratif itu datang daripada kita juga,” tegasnya.[ros]

Editor: Ida Royani

Terkini

X