PM Malaysia Kutuk Keras Tindakan Pembakaran Al-Quran di Swedia

- Senin, 23 Januari 2023 | 14:35 WIB
foto/net
foto/net

MoeslimChoice. Tindakan islamofobia dan ekstrem politikus sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, yang membakar Al-Quran di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1/2023) mendapat kecaman dari berbagai pihak. salah satunya dari Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim. 

Dalam pernyataan persnya, Minggu (22/1/2023), Anwar Ibrahim mengutuk keras dan mengatakan, Malaysia mendesak Pemerintah Swedia untuk segera mengambil tindakan terhadap sang pelaku, dan memastikan langkah drastis di masa depan untuk mencegah meningkatnya islamofobia di Swedia. 

Menurut Anwar, penodaan secara terang-terangan terhadap kitab suci umat Islam itu dan tidak adanya tindakan dari Pemerintah Swedia, sama saja dengan mengobarkan islamofobia.

Dia mengatakan, Malaysia mengecam kejahatan kebencian berulang, yang menyasar Muslim di dunia. Anwar menyatakan, Malaysia juga mengecam segala bentuk hasutan untuk menyebarkan kebencian dan mengembuskan rasisme dalam kata, perbuatan dan pandangan. 

Menurut dia, Malaysia menegaskan kembali pentingnya penegakan prinsip-prinsip dialog, keterlibatan dan saling menghormati dalam penyelesaian perselisihan. 

"Malaysia juga menyerukan komunitas internasional untuk menolak penyerangan terhadap ras dan agama dengan dalih kebebasan berekspresi, untuk tetap bersatu melawan segala bentuk penghasutan untuk kebencian dan kekerasan," kata PM Malaysia, Anwar Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/1/2023). 

Seperti dikutip dari kantor berita Turki Anadolu, Rasmus Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) membakar mushaf Al-Quran atas izin pemerintah dan perlindungan polisi. Pemerintah Swedia mengizinkan aksi pembakaran Al-Quran, karena menilai hal itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat. 

Aksi pembakaran Al-Quran dilakukan Rasmus Paludan dalam unjuk rasa terhadap Turki di Stockholm, Swedia. Turki dinilai mempersulit upaya Swedia dalam bergabung ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
 
Tindakan Paludan ini, juga mendapat kecaman dari Turki. Kecaman juga dilayangkan kepada otoritas Swedia yang memberikan izin atas digelarnya aksi pembakaran tersebut di bawah prinsip kebebasan berekspresi.
 
"Kami mengutuk sekeras-kerasnya aksi jahat yang dilakukan terhadap kitab suci kami. Mengizinkan aksi anti-Islam seperti ini, yang ditujukan kepada Muslim dan menghina nilai-nilai sakral kami di bawah selubung kebebasan berekspresi, merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri Turki, dikutip dari laman Al Arabiya.
 
Sementara itu, Kemenlu Turki mendesak Swedia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan usai aksi Paludan. Turki juga mengundang semua negara dunia untuk mengambil langkah konkret dalam menangani Islamofobia. [mt]

Editor: Melati

Terkini

X