Taliban Telah Melarang Perempuan Afghanistan Pergi ke Taman

- Kamis, 1 Desember 2022 | 11:50 WIB

Di musim semi, perempuan masih bisa mengunjungi taman-taman di ibu kota.

Ketia ruang publik makin membatasi perempuan Afghanistan, beberapa dari mereka berusaha mencari cara untuk melawan tindakan sewenang-wenang Taliban.

Aktivis Laila Basim adalah salah satu pendiri perpustakaan untuk perempuan. Perpustakaan ini memiliki ribuan buku dengan ragam bahasa dan kajian yang bermacam-macam.

"Dengan ini, kami ingin menunjukkan kepada Taliban, bahwa perempuan Afghanistan tidak akan tinggal diam, dan tujuan kedua kami adalah untuk mengembangkan budaya membaca di kalangan perempuan, khususnya perempuan yang tidak mendapat pendidikan," katanya.

    Siapakah Taliban? Sejarah kelompok yang kini menguasai kembali Afghanistan

Dia bertekad menentang dominasi pria yang memerintahkan negaranya, dan telah terlibat dalam banyak protes sejak tahun kemarin.

"Kami tak takut mati atau menciut dari ancaman Taliban terhadap keluarga kami. Apa yang kami takutkan adalah [perempuan] tersingkir dari lingkungan masyarakat," katanya.

Dia melihat terjadi peningkatan pembatasan terhadap perempuan sebagai hal yang mengkhawatirkan dan menyedihkan.

"Ini membuat saya kesal, untuk memikirkan semua kemerdekaan yang telah direnggut. Orang-orang dari negara lain sudah mengeksplorasi planet Mars, dan kami di sini masih bergelut dengan hak-hak dasar," katanya.

Laila Basim mengatakan akan bertekad melawan Taliban meskipun akan menghadapi ancaman.

Beberapa pekan lalu, aktivis HAM perempuan Zarifa Yaghoubi dan tiga lainnya ditahan. Meskipun terdapat banyak seruan supaya mereka dibebaskan, termasuk dari PBB dan lainnya, tapi tidak ada tanggapan dari Taliban.

Pekan lalu, 12 orang termasuk tiga perempuan dicambuk di depan ribuan orang di sebuah stadion sepak bola di Afghanistan.

Dari langkah-langkah yang diambil Taliban ini, tampaknya kelompok garis keras ini ingin mengembalikan rezim mereka seperti di tahun 1990an.

"Kebijakan-kebijakan terbaru Taliban sama seperti 20 tahun lalu. Kami berupaya untuk memberitahu mereka bahwa aturan itu sudah tidak layak digunakan di abad ke-21," kata Laila Basim.

Jarak terdekat dari perpustakaan yang didirikan oleh Laila adalah kantor polisi moral Taliban, bagian dari kementerian kebajikan dan keburukan - wilayah terlarang lainnya bagi perempuan.

Halaman:

Editor: Ida Royani

Terkini

X