Pentingnya Trauma Healing sebagai Dukungan Psikososial Korban Gempa Cianjur

- Rabu, 30 November 2022 | 20:15 WIB
foto/net
foto/net

MoeslimChoice. Musibah gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,6 dan tanah longsor yang menimpa warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang terjadi pada Senin (21/11/2022), telah menelan ratusan korban jiwa, serta merusak ribuan bangunan rumah warga dan infrastruktur publik.  

Sejak saat itu, sejumlah bantuan berdatangan baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat. Hal tersebut sebagai ikhtiar untuk pemulihan warga terdampak. Selain mendapatkan bantuan kebutuhan dasar 

berupa logistik sandang dan pangan, pada kondisi tertentu, korban tragedi bencana gempa Cianjur juga perlu mendapatkan pendampingan psikososial dan trauma healing. Ini karena kondisi traumatik yang ditimbulkan pascabencana berpotensi membuat korban mengalami gangguan produktivitas sehari-hari. 

Psikolog dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Maryam Alatas, menyatakan bahwa trauma healing sebagai proses pemulihan psikologis korban, yang terguncang sebab kejadian bencana merupakan pelayanan yang penting untuk diberikan. 

"Umumnya, trauma healing ini sangat penting," kata Psikolog dari Unusia, Maryam Alatas, yang dilansir dari NU Online, Rabu (30/11/2022).  

"Kalau kondisinya memang cukup berat, penting untuk mendapatkan pertolongan atau pendampingan psikologis," tambahn Maryam.

Menurut Maryam, pemberian layanan trauma healing sendiri, ditujukan kepada korban terdampak yang membutuhkan pertolongan psikologis. Hal ini, dapat ditinjau dari kondisi mental tiap-tiap individu setelah kejadian bencana.   

"Tergantung dari kondisi masing-masing individu setelah bencana terjadi. Artinya, tidak semua korban menginginkan pemberian pertolongan psikologis. Tidak semua korban mau diberikan intervensi psikologis," kata Kepala Unit Pelayanan dan Pengembangan Psikologi (UP3) Unusia tersebut. 


"Jadi, mesti dilihat dulu, apakah orang tersebut mau atau tidak," tambah Maryam. 

Maryam pun menjelaskan, upaya pemulihan psikologis bagi korban terdampak bencana biasanya melalui pemberian layanan PsychologicalFirst Aid atau Pertolongan Pertama Psikologis. 

"Biasanya diberikan Psychological First Aid (Pertolongan Pertama Psikologis) terlebih dahulu di lokasi bencana," terang Maryam. 

Maryam pun melanjutkan, pendampingan psikologis ini berlangsung dalam kurun waktu yang variatif. Pada umumnya, bisa sebulan pendampingan. Kendati demikian, psikolog perlu melihat perkembangan pada tiap-tiap individu. 

"Bervariasi, bisa dalam sebulan, tapi bisa juga lebih. Tergantung kondisi masing-masing individunya," pungkas Maryam. [mt]

Editor: Melati

Terkini

X