Cegah Demonstrasi, Polisi Patroli dan Mahasiswa Disuruh Pulang

- Selasa, 29 November 2022 | 21:54 WIB

Partai Komunis China bulan lalu berjanji untuk mengurangi gangguan, tetapi lonjakan infeksi telah mendorong kota-kota untuk memperketat kontrol.

Protes selama akhir pekan dipicu oleh kemarahan atas kematian sedikitnya 10 orang dalam kebakaran di ujung barat China pekan lalu yang memicu pertanyaan marah secara online tentang apakah petugas pemadam kebakaran atau korban yang mencoba melarikan diri diblokir oleh kontrol anti-virus.

Sebagian besar pengunjuk rasa pada akhir pekan mengeluh tentang pembatasan yang berlebihan, tetapi beberapa mengalihkan kemarahan mereka pada Xi, pemimpin paling kuat China setidaknya sejak 1980-an.

Dalam sebuah video yang diverifikasi oleh The Associated Press, kerumunan orang di Shanghai pada hari Sabtu meneriakkan, “Xi Jinping! Mengundurkan diri! PKC! Mengundurkan diri!" Kritik langsung terhadap Xi seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Protes simpati diadakan di luar negeri, dan pemerintah asing telah meminta Beijing untuk menahan diri.

"Kami mendukung hak orang di mana saja untuk melakukan protes secara damai, untuk menyampaikan pandangan mereka, keprihatinan mereka, rasa frustrasi mereka," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat berkunjung ke Bucharest, Rumania.

Sementara itu, pemerintah Inggris memanggil duta besar China sebagai protes atas penangkapan dan pemukulan juru kamera BBC di Shanghai.

Kebebasan media “adalah sesuatu yang sangat, sangat inti dari sistem kepercayaan Inggris,” kata Menteri Luar Negeri James Cleverly.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian membantah versi peristiwa Inggris. Zhao mengatakan wartawan, Edward Lawrence, gagal mengidentifikasi dirinya dan menuduh BBC memutarbalikkan cerita.

Ditanya tentang kritik terhadap tindakan keras tersebut, Zhao membela strategi anti-virus Beijing dan mengatakan hak hukum publik dilindungi oleh hukum.

Pemerintah berusaha untuk “memberikan perlindungan maksimal bagi kehidupan dan kesehatan masyarakat sambil meminimalkan dampak COVID pada pembangunan sosial dan ekonomi,” katanya.

Wang Dan, mantan ketua mahasiswa demonstrasi 1989 yang tinggal di pengasingan, mengatakan protes itu "melambangkan dimulainya era baru di China ... di mana masyarakat sipil China telah memutuskan untuk tidak diam dan menghadapi tirani."

Namun dia memperingatkan pada konferensi pers di Taipei, Taiwan, bahwa pihak berwenang kemungkinan besar akan menanggapi dengan "kekuatan yang lebih kuat untuk menekan pengunjuk rasa dengan kekerasan."[ros]

 

Halaman:

Editor: Ida Royani

Terkini

X