Dapat Aset Eks Flu Burung Senilai 68 M, Bio Farma Siap Genjot Produksi Vaksin

- Senin, 7 November 2022 | 18:15 WIB
foto/net
foto/net

MoeslimChoice. Perusahaan farmasi BUMN, PT Bio Farma (Persero) memperoleh persetujuan dari Komisi XI DPR RI untuk mendapat penyertaan modal negara (PMN) non-tunai berupa bangunan laboratorium dan peralatan eks-flu burung milik Kementerian Kesehatan senilai Rp 68 Miliar.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, perusahaan berencana menggunakan aset milik negara berupa laboratorium Avian Flu Burung tersebut, untuk percepatan produksi vaksin serta alat kesehatannya.

"Manfaat urgensi dari aset ini untuk membantu meningkatkan kapasitas usaha perusahaan dan daya saing perusahaan. Serta dapat membantu percepatan pengembangan produk bioteknologi," kata Dirut Bio Farma, Honesti Basyir, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Tak hanya vaksin dan alat kesehatan, Bio Farma juga berencana untuk memproduksi alat-alat pendeteksi penyakit. Pasalnya, alat pendeteksi penyakit dinilai sangat penting, terutama di tengah masa pandemi.

Honesti Basyir mengungkapkan, belajar dari pandemi Covid-19, diperlukan ketahanan dan kemandirian sektor kesehatan. Salah satunya, melalui improvisasi pemanfaatan aset bekas Flu Burung, untuk memproduksi produk-produk yang dibutuhkan untuk memenuhi aspek kesehatan Nasional.

"Tujuan Penyertaan Modal Negara (PMN) ini, vaksin menjadi tema utama selama pandemi dan Bio Farma yang selama 132 tahun berpengalaman di industri vaksin ini, sampai saat ini satu-satunya produsen vaksin di RI, kami ingin melakukan ekspansi untuk kapasitas produksi dan kami membutuhkan dukungan berupa PMN dari aset," tambah Honesti.

Nantinya, kata Honesti, lahan di wilayah Pasteur yang seluas 3.000 meter persegi dan di Cisarua yang sebesar 5.000 meter persegi, akan digunakan untuk mengisi fasilitas kesehatan laboratorium dan produksi.

"Ada beberapa perangkat yang sudah masuk list, perangkat yang merupakan bagian dari imbreng pemerintah ke Bio Farma," tambahnya.

Honesti menambahkan, manfaat PMN bagi perseroan, selain pengembangan dan produktivitas juga untuk meningkatkan prospek bisnis kedepan dan meningkatkan daya saing perusahaan dan grup, sehingga dapat berkontribusi kepada pemerintah dan masyarakat.

"Bisa digunakan sebagai usaha yang lebih produktif, percepatan kemandirian farmasi Nasional, dan percepatan produksi vaksin baru, yang tentunya dibutuhka karena tren penyakit ke depan meningkat. Dan produk teknologi baru di Indonesia yang belum punya," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rionald Silaban menyampaikan, sebanyak 29 item aset milik negara bekas laboratorium Avian Flu Burung, senilai Rp 68 Miliar akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas, mengembangkan produk, dan memperluas produktivitas PT Bio Farma (Persero).

Rionald mengungkapkan, aset Barang Milik Negara (BMN) tersebut, adalah berupa lahan dan bangunan di wilayah Pasteur, kota Bandung dan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Pemindahtanganan aset tersebut harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Estimasi Rp 68 Miliar. Adapun manfaat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ini, bagi perusahaan membantu meningkatkan kapasitas dan juga akan mendorong daya saing di industri farmasi. Dan membantu percepatan produk Bio farma teknologi," kata Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu, Rionald Silaban, di gedung DPR RI Jakarta, Senin (7/11/2022). [mt]

 

Halaman:

Editor: Melati

Terkini

X