Saudaraku,
Kebenaran dan kebatilan selamanya tidak akan pernah bisa dipertemukan dan dikompromikan. Setiap orang harus memiliki sikap yang tegas terhadap salah satu dari kedua hal tersebut, berpihak pada kebenaran atau kebatilan. Orang yang berakal tentu akan berpihak pada sebuah kebenaran....
Ada sebuah pelajaran yang bisa kita ambil dari sikap seekor burung pipit ketika melihat Nabi Ibrahim 'alaihi sallam dibakar oleh Raja Namrud. Si burung ini segera mengambil sikap untuk menolong Nabi Ibrahim 'alaihi sallam yang dianggapnya sebagai pihak yang benar.
Dia bolak-balik mengambil air dan meneteskannya di atas api yang membakar Nabi Ibrahim 'alaihi sallam.
Melihat hal tersebut, seekor cicak menertawakannya. Si cicak berkata, "Hai pipit! Bodohnya yang kau lakukan itu. Paruhmu yang kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja. Mana mungkin bisa memadamkan api itu?"
Pipit pun menjawab, "Wahai cicak! Memang tak mungkin aku bisa memadamkan api yang besar itu. Tapi aku tak mau jika Allah Azza wa Jalla melihatku diam saja, saat sesuatu yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla itu didzalimi.
Allah Azza wa Jalla tak akan melihat hasilnya, apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak. Tapi Allah Azza wa Jalla akan melihat di mana aku berpihak?"
Cicak terus tertawa. Lantas sambil menjulurkan lidahnya, ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim 'alaihi sallam. Memang tiupan cicak tak ada artinya, tak akan menambah besar api yang membakar Nabi Ibrahim 'alaihi sallam. Tapi Allah Azza wa Jalla melihat di mana ia berpihak...
Saudaraku,
Apa yang dilakukan burung pipit dan cicak merupakan bukti keberpihakan keduanya terhadap sebuah masalah. Burung pipit berpihak pada kebenaran sedang cicak berpihak pada kebatilan...
Burung pipit memilih membantu Nabi Ibrahim 'alaihi sallam meski dia tahu bantuannya tidak akan bisa memadamkan api. Namun ia yakin, bahwa ini adalah bentuk keberpihakan terhadap kebenaran...
Hal yang sama juga dilakukan oleh seorang sahabat Rasulullah yaitu Abu Dzar Al Ghifari. Setelah melihat ajaran yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebuah kebenaran, maka ia mengajak kaumnya untuk masuk Islam.
Untuk meyakinkan mereka, Adu Dzar membawa kabilahnya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam...
Melihat kehadiran rombongan tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menyambut mereka dengan menyatakan: "Suku Ghifar telah diampuni oleh Allah" dan "Suku Aslam telah diberi keselamatan dan kesejahteraan oleh Allah".
Sedangkan secara khusus kepada Abu Dzar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan: "Tidak akan pernah diketemukan di kolong langit ini seorang manusia yang sangat benar ucapannya, sangat tajam dan sangat tegas dalam hal mengucapkan kebenaran kecuali Abu Dzar."