Gubernur Sulsel Yakin Risma Mampu Benahi Kemensos

- Jumat, 25 Desember 2020 | 18:10 WIB
Gubernur Sulawesi Selatan saat mengahadiri Moeslimchoice award 2020 dan dianugerahi Penghargaan Good Governance Award/hus
Gubernur Sulawesi Selatan saat mengahadiri Moeslimchoice award 2020 dan dianugerahi Penghargaan Good Governance Award/hus

MoeslimChoice. Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik enam menteri dan lima wakil menteri baru hasil reshuffle Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020).

Keenam menteri tersebut antara lain, Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Perdagangan (Mendag), M. Luthfi, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, dan  Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Yang menarik adalah diangkatnya Risma sebagai Mensos dan Sandiaga Uno sebagai Menparekraf.

Ini karena sosok keduanya cukup fenomenal. Risma yang merupakan Wali Kota Surabaya dua periode dinilai berhasil memimpin dan membangun Kota Surabaya. Juga dinilai sebagai pejabat yang bersih.

Sedangkan Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta adalah rival Presiden Jokowi saat Pilpres 2019. Saat itu Sandiaga Uno adalah calon Wapres berpasangan dengan Prabowo sebagai calon presiden.

Mampukah keduanya memimpin kementrian, dan menyesuaikan diri dengan gaya kerja Presiden Jokowi?

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Nurdin Abdullah (NA) yang kenal dekat dengan kedua sosok tersebut yakin, Risma dan Sandiaga Uno mampu menunjukkan kinerja maksimal saat memimpin kedua kementrian tersebut.

Menurutnya, diangkatnya Tri Rismaharini (Risma) sebagai Mensos merupakan langkah yang sangat tepat. 

Mensos Risma, kata Gubernur NA, akan mampu mengatasi problem yang ada di Kementerian Sosial (Kemensos) , mengingat sosoknya sudah teruji dalam menangani manajemen wilayah termasuk bantuan sosial (bansos) di Surabaya, Jawa Timur. 

"Karena beliau sudah berpengalaman di birokrasi selama 10 tahun di Kota Surabaya. Iramanya sama saja di kementerian. Bedanya kalau Surabaya tingkat lokal, Kemensos lebih luas lagi di tingkat nasional," ujar Gubernur NA kepada pada media, Jumat (25/12/2020).

Lebih dari itu, Gubernur NA juga berharap, Mensos Risma berani mekakukan bersih-bersih di lingkungan Kementerian Sosial.
 
Dia berharap, Mensos Risma tidak terjebak dengan birokrasi yang ada, terkait distribusi bantuan sosial yang banyak dikritik sejumlah pihak.

Ketidak beresan penyaluran bantuan ini terkuak ketika mantan Mensos Juliari Peter Batubara ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi bansos untuk masyarakat yang terdampak pandemi Corona Virus Desease 2019 atau COVID-19. 

Risma, kata Gubernur NA, harus berani membersihkan citra Kemensos yang buruk kemarin. 

Dia yakin, Mensos Risma  mampu bersikap tegas dan melakukan terobosan-terobosan atau inovasi di Kemensos, seperti  yang sudah dilakukannya di Surabaya. 

Halaman:

Editor: Zulfahmi

Terkini

X