• Senin, 25 September 2023

Dorong Pondok Pesantren Sinergi Bangun Ekosistem Ekonomi, Menag: Bisa Jadi Raksasa Ekonomi Baru

- Senin, 29 Mei 2023 | 09:26 WIB
Menteri Agama (Menag), H Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halal bihalal dengan Kiai Muda se-Jawa di Ponpes Al Himatussalafiyah Cipulus, Purwakarta, Minggu (28/5/2023)
Menteri Agama (Menag), H Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halal bihalal dengan Kiai Muda se-Jawa di Ponpes Al Himatussalafiyah Cipulus, Purwakarta, Minggu (28/5/2023)

MoeslimChoice.com. Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halal bihalal dan silaturahmi dengan para Kiai muda se-Jawa di Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus, Wanayasa, Purwakarta.

Dalam kesempatan itu, Menag mendorong pondok pesantren untuk bersinergi membangun ekosistem ekonomi pesantren.

"Problem kita (pondok pesantren) adalah tidak kuat secara ekonomi. Tidak pernah atau belum pernah ada untuk menguatkan ekosistem ekonomi pesantren, yang mensinergikan seluruh pesantren," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas, di Purwakarta, seperti dilansir dari Kemenag, Minggu (28/5/2023).

Baca Juga: Seorang Guru Curhat Sulit Cairkan Hak Pensiun karena Syarat Asuransi, PKS: Zalim Itu!

Dalam acara yang dihadiri Katib Aam PBNU, KH Said Asrori; dan Staf Khusus Menteri Agama dan Tenaga Ahli itu, Menag menilai, banyak program pemberdayaan ekonomi hanya dilakukan secara parsial di masing-masing pesantren, bukan dalam jejaring.

"Jangan lagi main sendiri-sendiri. Ini yang harus diubah. Padahal, kalau saling bersinergi, pesantren sangat potensial menjadi raksasa ekonomi baru di Indonesia," kata Menag Yaqut.

Menag Yaqut menyampaikan, potensi perputaran ekonomi di dalam aktivitas pesantren amat besar. Berdasarkan data Kemenag, saat ini terdapat hampir 32 ribu pondok pesantren di Indonesia dengan lebih dari empat juta santri.

Baca Juga: Sebanyak 210 Petugas Haji Kembali Diberangkatkan ke Makkah, Komisi VII: Maksimalkan Pelayanan

"Kita hitung secara kasar, semua aktivitas ekonomi yang terjadi dalam lingkungan pesantren seluruh Indonesia nilainya bisa mencapai Rp 200 Miliar per hari. Kalau diakumulasi, bisa mencapai Rp 72 Triliun per tahun," ungkap Menag.

"Tapi kemana ini sekarang? Siapa yang menikmati? Saat ini yang menikmati ya industri-industri besar seperti produk mie instan, sabun, dan lain-lain," imbuh Menag Yaqut.

Menag berharap, dengan melihat potensi tersebut, semestinya pihak pengelola pesantren memiliki kepekaan yang tinggi.

Baca Juga: DPR Minta PLN Tepati Janji Elektrifikasi 100 Persen di Tahun 2024


"Tolong dipikirkan, bagaimana Gus-gus, Ajengan, Kiai muda, semua di sini mulai bersinergi. Mari kita bangun pesantren ini bersama-sama," ajak Menag.

"Saya berharap, misalnya, nanti ke depan, kalau masuk di pesantren, tidak ada lagi tuh kacang kulit kemasan merk pabrik ternama. Tapi ada kacang goreng produksi pesantren sendiri," kata Menag Yaqut.

Halaman:

Editor: Melati Tagore

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X