MoeslimChoice.com. Program promotif preventif untuk mencegah penyakit jantung, saat ini telah dilakukan di Puskesmas. Namun dalam waktu dekat, program tersebut akan diperluas ke Posyandu.
Mengenai perluasan Program Pencegahan Penyakit Jantung itu, diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, saat membuka 32nd ASMIHA (Annual Scientic Meeting of the Indonesian Hearth Association) 2023 di Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Menurut Wamenkes, Program Preventif Pencegahan Penyakit Jantung akan diperluas di Posyandu, yaitu dengan skrining yang meliputi pemeriksaan profil lipid dan hipertensi.
Baca Juga: Turunkan Angka Kematian Jamaah Haji, Tim Kesehatan Haji Gandeng 2 Rumah Sakit Arab Saudi
Wamenkes menambahkan, langkah ini dilakukan karena jumlah faskes primer Puskesmas terbatas, yakni hanya 10.000 unit, sementara Posyandu ada 300.000 unit yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
"Untuk skrining, kita tidak lagi hanya fokus di Puskesmas, kita turunkan ke level Posyandu. Kenapa? Karena Puskesmas kita hanya 10 ribu, untuk Posyandu kita ada 300 ribu unit, jumlah ini bisa mengcover dan mengidentifikasi penyakit jantung lebih cepat," kata Wamenkes, Dante Saksono Harbuwono, di Jakarta, seperti dilansir dari Kemenkes, Jumat (26/5/2023).
Menurut Wamenkes, perluasan area skrining akan didukung oleh ketersediaan tenaga kesehatan. Untuk itu, Kemenkes akan memberikan pelatihan kepada 1,5 juta kader kesehatan, agar bisa melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit jantung, serta pelatihan EKG kepada dokter umum dan perawat.
Baca Juga: Tutup Perkemahan PWN PTK, Wamenag Berpesan Pupuk Terus Rasa Persaudaraan dengan Antar Sesama
Selain itu, pemerintah juga akan memenuhi alat kesehatan untuk deteksi dini di Puskesmas, serta memperluas manfaat JKN untuk deteksi dini jantung.
"Deteksi dini jantung sangat penting dilakukan untuk menekan faktor risiko penyakit jantung, kita dorong agar ini bisa masuk ke dalam BPJS Kesehatan," tambah Wamenkes.
Disamping program promotif preventif, Kemenkes juga akan meningkatkan upaya kuratif dengan menambah jumlah fasilitas pelayanan kesehatan rujukan, yang mampu menangani penyakit jantung.
Baca Juga: Lepas 359 Jamaah Haji Kloter Satu Medan, Komisi VIII Doakan Haji Berjalan Lancar dan Mabrur
Menurutnya, saat ini, hanya ada 40 rumah sakit dari 514 Kabupaten/Kota yang mampu melakukan kateterisasi penyakit jantung (cathlab).
Upaya peningkatan dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, rumah sakit Nasional maupun International.
Artikel Terkait
Turunkan Angka Kematian Jamaah Haji, Kemenkes Bentuk EMT Kesehatan
Menkes Melantik Pejabat Kemenkes, Siap Tanamkan Profesionalisme
Kejar Imunisasi Anak, Kemenkes Harap Nakes Jadi Kunci Sukses Imunisasi Ganda
Upaya Tangani Kanker, Kemenkes – IAEA Jalin Kerja Sama Perkuat Fasilitas Radiodiagnostik & Kedokteran Nuklir
Buka 2 Klinik Haji, Kemenkes Siap Berikan Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Lebih Baik