MoeslimChoice. com. Sejumlah upaya dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di tingkat Puskesmas dan Posyandu, terutama pada pencegahan kematian ibu dan bayi, serta pencegahan stunting.
Upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut adalah dengan mengirimkan 10 ribu Ultrasonografi (USG) ke semua Puskesmas di Indonesia secara bertahap. Indonesia secara agresif menargetkan penurunan angka Kematian Ibu menjadi 70 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2030.
Sementara itu, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia ditargetkan menekan Angka Kematian Ibu menjadi 183 kematian per 100 ribu kelahiran hidup di tahun 2024.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril mengatakan, pemenuhan USG di Puskesmas akan menambah akses ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan kehamilan yang tadinya minimal 4 kali menjadi 6 kali selama kehamilan.
"Dua kali pemeriksaan di antaranya harus diperiksa oleh dokter. Dengan pemeriksaan dokter ini akan terjadi kolaborasi dengan bidan dan dokter spesialis kebidanan," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, seperti dilansir dari Kemenkes, Kamis (30/3/2023).
Baca Juga: Sambut Ramadhan: Banjir Promo dan Hadiah di Peluncuran Huawei MateBook D14 dan MateBook D15
Nantinya akan terlihat dan terdeteksi pada saat hamil, apabila ada kelainan dan risiko komplikasi persalinan yang mungkin terjadi. Sebab, saat ini proporsi kematian ibu kurang lebih 305 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.
Alat USG tersebut, berupa USG portable sehingga bisa menjangkau wilayah remote area, daerah perifer di ujung-ujung perbatasan Indonesia. Dengan penggunaan alat USG ini, diharapkan para ibu hamil sudah bisa dilakukan deteksi awal apabila ada risiko pada proses persalinan atau ada gangguan pertumbuhan pada janin.
Dr. syahril mengatakan dengan USG, rujukan ke rumah sakit bisa dilakukan lebih awal. Begitu juga dengan ukuran bayi yang besar yang melebihi ukuran, apakah persalinan akan melalui pervaginam atau seksio sesarea bisa dideteksi dengan USG, dan ibu hamil bisa merencanakan sebelum waktu persalinan tiba.
Pemeriksaan USG juga bisa mencegah stunting pada anak. Pertumbuhan janin yang terlambat itu bisa dideteksi dengan menggunakan alat USG.
Kemudian untuk pertumbuhan janin yang terlambat bisa dilakukan intervensi gizi kepada ibunya, sehingga proses kehamilan menjadi lebih baik dan anak tidak lahir dengan kondisi stunting.
Baca Juga: Tipu Ratusan Jamaah Umrah, Komnas Haji Desak Kemenag Cabut Izin Travel PT NSWM
Pencegahan bayi stunting setelah lahir, diperlukan pengukuran rutin dengan menggunakan antropometri. Kementerian Kesehatan mengirimkan 313.737 antropometri untuk 303.416 Posyandu secara bertahap yang ditargetkan akan terpenuhi pada tahun 2024.
Artikel Terkait
Kemenkes Tambahkan Vaksin Indovac untuk Booster ke-2
Kemenkes Ucapkan Selamat atas Kesuksesan RSUP Kandou Manado Lakukan Transplantasi Ginjal Perdana di Indones
Dalam Satu Bulan Kemenkes Raih 4 Penghargaan Sekaligus Bidang Kehumasan
Penuhi Kebutuhan Dokter, Kemenkes Sediakan 2.500 Beasiswa Kedokteran