MoeslimChoice.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan, tantangan dan isu-isu aktual yang dihadapi dalam penanganan kesejahteraan sosial, diantara adalah bencana alam dan kekerasan pada anak. Persoalan-persoalan itu dihadapi Kemensos saat memasuki akhir triwulan pertama di 2023.
Mensos Risma menyampaikan hal tersebut saat menghadiri rapat kerja bersama Anggota Komisi VIII DPR RI membahas pelaksanaan program dan anggaran tahun 2023, di Gedung DPRI RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (29/3).
Risma mengatakan, salah satu yang disoroti pihaknya adalah bantuan bencana. Hingga saat ini, realisasi realisasi bantuan kedaruratan atau dapur umum sudah mencapai 87% dari pagu senilai Rp25,5 milyar.
Sehingga sisa anggaran kedaruratan adalah Rp3,2 milyar. Sedangkan buffer stock berupa bantuan makanan dan keluarga masih tersisa Rp149 milyar. Tahun lalu, kebutuhan buffer stock per bulan adalah senilai Rp17,3 milyar, sehingga pagu saat ini diprediksi hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk 8,6 bulan.
Baca Juga: Di Bawah Komando Tri Rismaharini, Kemensos Realisasikan Anggaran 2022 hingga 98,58 persen
Baca Juga: Presiden Jokowi Geram dengan Proses Pencairan Bantuan Bencana yang Rumit
"Jadi jumlah pagu buffer stock Rp 149 miliar. Jadi estimasi buffer stock yang dapat terpenuhi sampai dengan Agustus kurang lebih 8,6 bulan," kata Mensos.
Ia menjelaskan, buffer stock adalah hal yang sangat krusial dalam penanganan bencana. Mensos mencontohkan kesulitan dalam pendistribusian bantuan ke pulau-pulau kecil.
“Misal Pulau Selayar, Nias, Mentawai. kalau kejadian (bencana) dari daerah-daerah jauh tidak mungkin mempercepat agar bantuan sampai ke lokasi. Kalau Natuna ke Pulau Selasar bawa barang 27 jam, sehingga memang kemarin agak terlambat," katanya.
Oleh karena itu, Mensos menggencarkan pendirian lumbung-lumbung sosial di daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk mengantisipasi keadaan darurat akibat bencana.
Mensos melanjutkan, isu aktual lain yang disoroti adalah kasus kekerasan pada anak. Kasus anak yang ditangani oleh Kemensos meningkat tajam sejak tahun 2021. Sejumlah 148 kasus anak ditangani pada 2021, dan pada 2022 jumlahnya meroket ke angka 763. Sedangkan per Februari 2023, Kemensos sudah menangani 135 laporan terkait perlindungan anak.
"Selama Januari sampai Februari 2023, sudah ada 2.034 kasus yang masuk dan telah ditindaklanjuti. Salah satu yang terbanyak adalah kasus anak," kata Risma.
Respon kasus dilakukan oleh 31 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Rehabilitasi Sosial Kemensos yang tersebar di seluruh Indonesia.
Mantan Wali Kota Surabaya ini juga memaparkan, terdapat penurunan anggaran pada Ditjen Rehsos di tahun 2023 senilai Rp480 milyar.
Artikel Terkait
NU Gelontorkan Dana 5 Miliar Bangun 250 Hunian Penyintas Bencana Semeru
Untuk Korban Bencana di Takalar, Gubernur Andi Sudirman Serahkan Bantuan Rp1,6 Miliar
Mendagri: Pelayanan Informasi Rawan Bencana Penting jadi Prioritas Pemda
Strategi Pembiayaan Penanganan Bencana, Menkeu Jelaskan Mekanisme Pooling Fund
Kepala Daerah Wajib Alokasikan Anggaran Penanganan Bencana