MoeslimChoice. Kementerian Agama (Kemenag) di semua lini, telah melakukan transformasi digital, termasuk dalam layanan pendidikan dan latihan (diklat). Hal ini ditandai dengan diluncurkannya Digital Learning Center dan Smart Classroom, di Jakarta.
Peluncuran platform pelatihan berbasis digital ini, bertujuan untuk mempermudah layanan pengembangan kompetensi ASN Kemenag.
"Tidak hanya itu, platform ini juga disediakan bagi masyarakat umum, yang selama ini membantu tugas Kementerian Agama," katau Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, saat peluncuran Digital Learning Center dan Smart Classroom di Jakarta, seperti dilansir dari laman Kemenag, Selasa (28/3/2023).
Menag mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama ini. Menurutnya, ini adalah komitmen Kemenag untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan cepat.
"Ini adalah bukti bahwa kita semua memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," tambah Menag.
Baca Juga: ASN Kemenag Dilarang Buka Puasa Bersama, Menag: Lebih Baik Anggarannya untuk Santunan Anak Yatim
Menag Yaqut menambahkan, pengelolaan SDM di lingkungan Kementerian Agama ini membutuhkan penanganan khusus, karena jumlahnya yang sangat banyak, lebih dari 1,8 juta, yang terdiri dari 237 ribu PNS, dan sisanya yang non PNS.
"Tidak mudah mengelola SDM yang sangat besar ini, terutama yang ada pelosok-pelosok daerah," tambahnya.
Menag Yaqut mencontohkan hasil CAT Indeks Profesionalisme dan Moderasi Beragama, yang dilakukan Kementerian Agama beberapa waktu yang lalu, sebanyak 40 persen dari PNS yang ada masuk dalam kategori tidak profesional.
"Indikatornya jelas, mereka tidak mendapatkan pelatihan atau peningkatan kompetensi secara periodik dalam dua tahun terakhir," imbuh Menag.
Oleh karena itu, kehadiran dua platform pelatihan sekaligus ini adalah kabar gembira. Ke depan, semua SDM Kementerian Agama bisa meningkatkan kompetensinya secara periodik, kapan pun mereka menginginkan.
Baca Juga: Jamaah Haji Lansia 64 Ribu, Menag: Kita akan Libatkan Ahli Geriatri
Platform yang dijalankan dengan metode MOOC (Massive Open Online Course) ini, bisa menjangkau puluhan ribu dalam sekali pelatihan, terbuka untuk semua orang yang ingin mengikuti pelatihan. Mereka bisa mengikutinya secara mandiri, mulai dari mendaftar, mengikuti proses pelatihan, mengerjakan tugas, hingga unduh
sertifikat, tanpa meninggalkan tugas utamanya pada jam kerja.
Platform ini juga sangat efisien, tidak membutuhkan biaya besar, sebagaimana jika pelatihan dilakukan secara tatap muka. Untuk pelatihan tatap muka, juga akan dilayani dengan pendekatan teknologi, yaitu Digital Smart Classroom.
Artikel Terkait
Raker dengan DPR, Menag Usul Jamaah Lunas Tunda 2022 Tak Nambah Biaya Haji