MoeslimChoice - Kementerian Pertahanan RI (Kemhan) berada pada peringkat tiga teratas yang memperoleh penilaian tertinggi sebagai pengguna produk dalam negeri. Dalam kategori ini, terdapat 10 Kementerian/Lembaga yang memperoleh anggaran terbesar dari APBN.
Hal ini terungkap pada kegiatan Business Matching V atau Temu Bisnis Produk Dalam Negeri Tahap V, yang berlangsung mulai hari ini (15/3) di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Kegiatan tersebut dibuka ecara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Dikesempatan tersebut, Presiden mengingatkan semua pihak untuk menyadari bahwa kegentingan global masih merupakan sebuah ancaman yang tidak ringan. Ketidakpastian global juga memunculkan risiko-risiko yang sulit dihitung.
“Karena itu semuanya harus bekerja keras untuk menghindari negara kita dari ancaman risiko-risiko global yang ada”, tegas Presiden
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo adalah Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI M. Herindra, bersama-sama dengan Menko Marves, Menperin, Sekretaris Kabinet, Kepala LKPP dan PJ Gubernur DKI Jakarta.
Baca Juga: Wamenhan Ingatkan Kemhan dan TNI Optimalkan Produk Dalam Negeri
Baca Juga: Irjen Kemhan Tekankan Fungsi Pengawasan Penting untuk Keberhasilan Organisasi
Kegiatan Business Matching Produk Dalam Negeri ini akan berlangsung hingga tanggal 17 Maret 2023, dan merupakan inisiatif Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perindustrian, yang dikemas dalam konsep one-stop-event, dengan agenda antara lain berupa Talkshow, Forum Komunikasi P3DN, Coaching Clinic dan Pameran Produk Dalam Negeri.
Terkait pembelanjaan produk dalam negeri, Presiden juga menekankan agar target 95% dari pagu anggaran barang dan jasa harus dibelikan produk dalam negeri. Karena seandainya hal ini bisa dilakukan, maka industri dalam negeri akan hidup dan berkembang.
“Kita tidak usah jauh-jauh cari investor kalau ini bisa berjalan. Dengan kita membeli produk-produk dalam negeri, otomatis pertumbuhan ekonomi kita akan naik”, ungkap Presiden.
Khusus kepada TNI dan Polri, Presiden juga mengharapkan, agar pengadaan peralatan, seperti senjata, peluru, seragam dan sejenisnya, dapat memanfaatkan produk dalam negeri.
“Kalau yang canggih-canggih, silahkan impor; seperti pesawat tempur, karena kita memang belum bisa membuat. Tapi kalau senjata, peluru, kita sudah bisa; sepatu, makanan prajurit, kenapa harus beli dari luar negeri," tandas Presiden.
Artikel Terkait
Menhan Prabowo Apresiasi Komitmen Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Singapura
Jajaran Pemerintah Diminta Disiplin Belanja Produk Dalam Negeri