Sedangkan ibunya, Hj Mu'minatul Afifah. Ayah Muammar, H Zainal Asyikin juga seorang Qari. Setiap akhir malam, sebagai pengurus masjid, H Zainal Asyikin biasa melantunkan tarhiman, shalawat, dan puji-pujian untuk membangunkan orang-orang guna mendirikan shalat Shubuh.
Baca Juga: Wapres Ajak Pengusaha Tiongkok Tak Ragu Berinvestasi di Sektor Halal di Indonesia
Sejak kecil bersama teman-temannya, Muammar belajar seni baca Al Quran dari temannya yang lebih tua, di kampungnya.
Muammar juga belajar langsung kepada kakak lelakinya, Masykuri ZA, yang kala itu masih mondok, sehingga aktivitas belajar mereka dilakukan saat sang kakak sedang libur.
Pada 1981, Muammar mewakili DKI Jakarta dalam MTQ Nasional di Banda Aceh. Di sinilah untuk pertama kalinya Muammar meraih juara pertama tingkat Nasional. Dia memperoleh hadiah berupa sebuah pesawat televisi.
Baca Juga: Soal Rempang, PKS Respon NU dan Muhammadiyah, Minta Presiden Batalkan Proyek Eco City
Sedangkan Pemprov DKI Jakarta memberinya tambahan bonus hadiah, yaitu menunaikan ibadah haji secara gratis.
Sejak saat itu, Muammar diundang untuk mengaji di acara-acara pengajian di kota-kota hingga ke kampung-kampung pelosok di Tanah Air.
Sementara itu, di luar negeri, Muammar juga pernah diundang oleh Sultan Brunei Darussalam, Hasanal Bolkiah.
Baca Juga: Bhagya Lakshmi: Akhirnya Rishi Menyatakan Cinta pada Lakshmi
Selain Brunei Darussalam, Muammar juga pernah diundang untuk melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di Istana Yang Dipertuan Agong Malaysia, bahkan istana raja-raja di Jazirah Arab juga pernah mengundangnya.
Hingga saat ini, meski sudah 40 tahunan lebih sejak juara MTQ Nasional, suara merdu Muammar ZA masih sering didengar di acara-acara pengajian dan Masjid-masjid, dan selalu bikin merinding setiap mendengar suaranya.
Ya, suara Muammar ZA tak pernah berubah, tetap merdu dan enak didengar, bahkan saking merdunya, kadang mampu menyentuh kalbu dan tak sengaja air mata pun menetes.
Selain Muammar, dua adiknya, Imron Rosyadi ZA dan Istianah juga mengikuti jejaknya. Imron Rosyadi adalah Qari Nasional. Sedangkan Istianah sekarang menjadi anggota DPRD Tingkat I Yogyakarta.
Muammar ZA menikahi gadis asal Aceh dan dikaruniai seorang putri dan empat putra. Semenjak 2002, dia mendirikan Pesantren Ummul Qura di Cipondoh, Tangerang, salah satunya adalah untuk mewujudkan cita-citanya mencetak Qari dan Qariah berkualitas Internasional.***
Artikel Terkait
Silaturahim dan Kunjungi Wapres selaku Sesepuh NU, Cak Imin Sempat Berdiskusi Politik
Buka Rakornas LPBI NU di Pesantren Al-Hamidiyah, Gus Yahya Bicara tentang Perubahan Iklim
Wamenag Apresiasi Persatuan Guru NU yang Perjuangkan Gelar Pahlawan Nasional Untuk Kiai Abdul Chalim
Hati-hati, WHC NU Temukan Produk Air Minum Kemasan Belum Cantumkan Label Halal Beredar di Pandeglang
Bagaimana Hukum Rebonding atau Meluruskan Rambut dalam Islam? Begini Penjelasan Ulama NU
Buka Munas Konbes NU 2023, Presiden Ajak NU Wujudkan Indonesia Emas 2045