Moeslimchoice.com - Di masa serba krisis seperti saat ini, sebaiknya banyak membaca istighfar serta permohonan taubat. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud.
KH Marsudi Syuhud menjelaskan, bahwa kondisi saat ini cukup kompleks. Mulai dari hujan yang tidak kunjung turun, kebakaran dimana-mana, ekonomi yang lagi susah, gempa di Maroko, hingga banjir yang melanda sebagian negara.
"Ketika ada kejadian kayak gini, zaman lagi susah, banyak orang yang datang ke kiai-kiai untuk meminta doa," kata KH Marsudi Syuhud, seperti dialnsir dari laman MUIDigital, Sabtu (16/9/2023) malam.
Baca Juga: Pesantren, Madrasah dan Perguruan Tinggi Islam Siap Dilibatkan di Hari Santri 2023
Menurut Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah itu, bahwa istighfar dan taubat, memiliki keutamaan sebagai jalan keluar dari kesusahan yang dialami sebagian besar manusia.
"Hal yang paling penting untuk rezeki bisa turun di zaman yang lagi susah ini adalah istighfar dan taubat. Dua (itu)," tambah Kiai Marsudi Syuhud.
Untuk menarik rezeki, pertama adalah dengan istighfar. Istighfar sendiri mencakup ucapan (qaulan) dan tindakan (fi'lan).
Baca Juga: Muslihah, Hafidzah Asal Sulsel Jadi Delegasi Indonesia di Ajang MTQ Internasional 2023
Menurut Kiai Marsudi, tak cukup hanya dengan melafalkan lafaz istighfar.
"Kita juga dituntut mengoreksi perbuatan kita untuk mempertahankan yang benar dan meninggalkan yang salah," lanjutnya.
Lebih lanjut Kiai Marsudi mengatakan, perbedaan istighfar dengan taubat, yaitu bahwa taubat adalah permohonan ampun terhadap suatu kesalahan yang secara sadar sudah kita perbuat sebelumnya.
"Taubat tersebut dibarengi dengan iktikad kita untuk tidak mengulangi lagi kesalahan itu di masa selanjutnya," imbuhnya.
"Kita (perlu) untuk melakukan dua-duanya. Taubat untuk hal yang telah lalu, kalau istighfar untuk hal-hal yang akan datang," ungkap Kiai Marsudi menjelaskan.
KH Marsudi Syuhud menyampaikan wejangan tersebut dalam kegiatan Manaqib Syech Abdul Qadir Jaelani dan Maulidurrasul Muhammad SAW, yang digelar oleh Majelis Dzikir Pesantren Ekonomi Darul Uchwah di Jakarta, Sabtu (16/9/2023) malam.
Artikel Terkait
Haruskah Kita Bermazhab? Begini Penjelasan MUI
Gempa Maroko, MUI Sampaikan Belasungkawa dan Doakan Para Korban Tewas dan Luka
Soal Usulan Legalisasi dan Penarikan Pajak Judi Online, MUI Tegas Menolak!
Doakan Korban Bencana Alam Maroko dan Libya, MUI Ajak Umat Islam Shalat Gaib di Seluruh Masjid
Bekerjasama dengan Baznas, MUI Buka Beasiswa S3 Pendidikan Kader Ulama