Setiap perempuan yang hendak melahirkan disiagakan para algojo. Jika ternyata anak yang dilahirkannya laki-laki, maka tak sungkan si algojo menyembelih anak tersebut di hadapan sang ibu yang baru melahirkannya. (Lihat: Ibnu Katsir, Qashashul-Anbiya, [Kairo: Darut-Ta’lif], 1968, juz II/4).
Ternyata, anak yang dikhawatirkan itu tak lain adalah Musa yang diselamatkan Allah dengan cara mengilhami ibunya untuk memasukkan bayi Musa tersebut ke dalam tabut (kotak) dan melemparkannya ke sungai Nil. Hingga akhirnya bayi Musa ditemukan oleh istri Firaun sendiri dan dibesarkannya di lingkungan istana.
Istimewanya, berkat skenario Allah, ibu Musa kembali bisa menyusuinya.
وَأَوْØÙŽÙŠÙ’نَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ Ø£Ùمّ٠مÙوسَى أَنْ Ø£ÙŽØ±Ù’Ø¶ÙØ¹Ùيه٠ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ Ø®ÙÙْت٠عَلَيْه٠ÙَأَلْقÙيه٠ÙÙÙŠ الْيَمّ٠وَلَا تَخَاÙÙÙŠ وَلَا تَØÙ’زَنÙÙŠ Ø¥Ùنَّا رَادّÙوه٠إÙلَيْك٠وَجَاعÙÙ„Ùوه٠مÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ±Ù’سَلÙينَ
Artinya: "Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, 'Susuilah dia (Musa). Jika engkau khawatir atas (keselamatan)-nya, hanyutkanlah dia ke sungai (Nil dalam sebuah peti yang mengapung). Janganlah engkau takut dan janganlah (pula) bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul,'” (QS. al-Qashash [28]: 7).
Di penghujung hidupnya, Firaun pun bernasib tragis. Ia tenggelam di laut Merah saat mengejar Nabi Musa dan kaum Bani Israil. Menjelang detik-detik kematiannya, ia baru berserah diri dan mengakui Tuhan yang diimani oleh Bani Israil.
“Aku percaya bahwa tidak ada tuhan (yang berkuasa dan berhak disembah) selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya),” (QS. Yunus [10]: 90).
Bahkan, dalam hadits riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, dikisahkan bahwa Firaun nyaris saja mengucap kalimat tauhid Lailahaillallah. Namun, karena kekesalannya, malaikat Jibril segera menjejali mulut Firaun dengan lumpur laut. Sehingga ia gagal beriman dan mengakui ketuhanan Allah.
Demikianlah sekilas kisah Firaun, kekejaman, dan nasib tragis yang dialami bersama bala tentaranya. Mereka dibinasakan dan ditenggelamkan di lautan. Kemudian, Allah berkehendak menyelamatkan jasadnya sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahnya.
Hingga kini jasad Firaun dimumifikasi dan masih tersimpan di Museum Kairo Mesir. Menurut para ahli, Firaun ini merupakan Firaun Amenhotep I yang umurnya mencapai 3.500 tahun. Sayangnya, kebanyakan orang lengah mengambil pelajaran dari peristiwa ini.[ros]