MoeslimChoice.Belakangan nama Firaun kembali populer di Indonesia, setelah Emha Ainun Najib atau Cak Nun "menyamakannya" dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kendati Cak Nun telah meminta maaf dan mengaku kesambet saat mengucapkan kalimat itu, nama Firaun masih menarik perhatian publik.
Ya. Firaun adalah raja di Mesir, yang kisah dan nasib tragisnya diabadikan Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Quran. Dilansir dari laman NU Online, Ahad (22/1/2023), salah satu tujuannya agar menjadi pelajaran bagi orang-orang agar takut terhadap ancaman, hukuman, dan balasan Allah.
Kisah Firaun menunjukkan bahwa Allah tidak pernah ingkar janji pada hamba-hamba-Nya yang taat, dan tidak pernah menghukum hamba-hamba-Nya yang maksiat kecuali dengan keadilan-Nya. Lantas seperti apa sosok Firaun dan apa saja bentuk kezalimannya?
Disebutkan dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 75-92 dan sejumlah kitab tafsir, Firaun adalah penguasa Mesir yang zalim dan sombong. Di antaranya kesombongannya tampak saat diseru Nabi Musa dan Harun a.s. untuk menerima tanda-tanda kebesaran Allah, mengakui risalah keduanya, sehingga mau menuhankan Allah dan beribadah kepada-Nya.
Alih-alih menerima risalah Nabi Musa dan Nabi Harun serta mengesakan Allah, Firaun dan pembesar kaumnya malah menuduh risalah keduanya sebagai sihir. Malahan Firaun sempat mendatangkan para penyihir untuk menantang Musa dan Harun dengan sihir-sihir andalan mereka.
Disebutkan pula, Firaun merupakan penguasa tiran dan sewenang-wenang. Sehingga tidak ada yang berani beriman kepada Musa selain turunan kaumnya. Itu pun disertai ketakutan terhadap Firaun dan para pengikutnya.
Ùَمَا آمَنَ Ù„ÙÙ…Ùوسَى Ø¥Ùلَّا Ø°ÙØ±Ù‘Ùيَّةٌ Ù…Ùنْ قَوْمÙه٠عَلَى خَوْÙÙ Ù…Ùنْ ÙÙØ±Ù’عَوْنَ وَمَلَئÙÙ‡Ùمْ أَنْ ÙŠÙŽÙْتÙÙ†ÙŽÙ‡Ùمْ ÙˆÙŽØ¥Ùنَّ ÙÙØ±Ù’عَوْنَ لَعَال٠ÙÙÙŠ الْأَرْض٠وَإÙنَّه٠لَمÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’رÙÙÙينَ
Artinya: Tidak ada yang beriman kepada Musa selain keturunan dari kaumnya disertai ketakutan pada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya yang akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir‘aun benar-benar sewenang-wenang di bumi. Sesungguhnya ia benar-benar termasuk orang-orang yang melampaui batas, (QS. Yunus [10]: 83).
Firaun juga merupakan penguasa yang mementingkan perhiasan dan kekayaan dunia. Namun, akibat kekayaan itu, Firaun dan para pengikutnya malah terkesan dan menyesatkan kaumnya dari jalan Allah. Itu pula yang menyebabkan mereka binasa dan terkunci hatinya. (Lihat: Tafsir ath-Thabari, juz XV, 154-156).
Puncak kesombongan Firaun juga dicatat Al-Quran sebagai penguasa tangan besi dan manusia yang pernah mengaku tuhan, “Aku adalah tuhan kalian yang paling tinggi,” (QS. an-Nazi’at [79]: 24).
Itu terjadi karena Firaun tak pernah ditimpa penyakit apa pun. Terhadap rakyatnya, Firaun membagi mereka menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga menjadi lemah tak berdaya. Ia tak sungkan menyiksa siapa pun yang menentang perintah dan keinginannya.
Penyiksaan terhadap Siti Asiah yang juga istrinya sendiri yang beriman kepada Allah dan ingkar terhadap kekuasaannya adalah salah satu buktinya.
Perilaku kejam Firaun kian tak terkira manakala mendapat ramalan bahwa akan ada anak laki-laki yang lahir dan akan menjadi penyebab kehancuran raja Mesir di tangannya.
Mendapat ramalan demikian, ia segera memerintah bala tentaranya untuk membunuh anak-anak dari Bani Israil karena khawatir akan adanya anak tersebut.