MoeslimChoice.Astaghfirullah..Ada kecenderungan orang beramal ala kadarnya, dengan alasan bahwa Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang. Allah melipatgandakan amal serta mengampuni seluruh dosanya dan menyelamatkannya.
Dilansir MUIDigital, Jumat (2/12/2022), secara prinsip pemikiran di atas sah saja. Namun kompetisi mendapatkan derajat tinggi sebagai hamba Allah tidak terwujud dengan berpegang pada prinsip itu. Yang menjadi keharusan dalam diri seorang mukmin adalah keseimbangan antara harapan dan rasa takut kepada Allah Swt.
Syekh Yusuf al Qardhawy pernah ditanya oleh seseorang yang sekadar beramal dan yakin disayang Allah SWT. Apa itu cukup untuk selamat dunia akhirat?
Syekh menjawab bahwa konsep Al Qur’an menajamkan dua sisi. Keduanya dalam firman Allah SWT:
(49). نَبÙّئْ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙÙŠ Ø£ÙŽÙ†Ùّي أَنَا الْغَÙÙور٠الرَّØÙيمÙ
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(50). ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ†ÙŽÙ‘ عَذَابÙÙŠ Ù‡ÙÙˆÙŽ الْعَذَاب٠الْأَلÙيمÙ
Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.
Kedua ayat di atas dalam pandangan Syekh al Qardhawy adalah bukti upaya keras beramal banyak dan bertaubat banyak karena takut azab Allah swt.
Disebutkan oleh Imam Ibnu Qudama al Maqdisy dalam Mukhtasar Minhajul Qasidin bahwa Khalifah Hisyam bin Abdul Malik al Umawi bertanya pada Abu Hazim Ulama zamannva, “Kenapa kita ini cinta dunia dan takut mati?. Syekh menjawab karena kalian telah bangun urusan dunia kalian secara baik dan merubuhkan akhirat kalian, sedang tabiat manusia itu benci berpindah dari bangunan kokoh ke bangunan rubuh”.
Khalifah kembali tanya, “Terus apa yang Allah Swt siapkan untuk kita”, Syekh Abu Hazim menjawab, “Paparkan amalmu di hadapan Allah Swt cocokkan dengan al Qur’an, bukankah Allah Swt berfirman?!:
Abu Hazim membaca firman Allah Swt :
اÙنَّ الْاَبْرَارَ Ù„ÙŽÙÙيْ نَعÙيْم٠ۚ
“Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,” [QS. Al-Infitar: 13].