MoeslimChoice. Sepanjang hidupnya, Ayesha Gul, berharap suatu hari dia akan berdiri di tempat paling suci bagi umat Islam, yaitu di Makkah. Dan kini, mimpi itu menjadi kenyataan ketika Arab Saudi melonggarkan aturan visa untuk jamaah haji.
Pada pertengahan Oktober 2022, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Dr. Tawfiq Al-Rabiah mengumumkan, bahwa wanita tidak lagi membutuhkan wali laki-laki atau mahram, untuk mengunjungi Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji atau umrah.
Gul, yang tinggal di Rawalpindi, sebuah kota yang berdekatan dengan ibu kota Pakistan, Islamabad, langsung melakukan perjalanan setelah mendengar pengumuman tersebut.
"Itu adalah mimpi saya untuk mengunjungi rumah Allah dan saya masih tidak percaya bahwa mimpi saya menjadi kenyataan, dan saya benar-benar duduk di depan Masjidil Haram," kata Gul bahagia, seperti dilansir dari Arab News, Jumat (21/10/2022) dari Makkah.
"Tidak ada diskriminasi gender dan Arab Saudi memperlakukan perempuan sama seperti laki-laki," tambahnya.
Di bawah aturan baru itu, visa kini telah diperpanjang masa berlakunya hingga tiga bulan dan peziarah (jamaah) dapat melakukan perjalanan ke kota-kota lain di Arab Saudi.
"Semua tindakan ini berbicara banyak tentang bantuan yang diberikan oleh Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk para peziarah di seluruh dunia," kata Hamzah Gilani, juru bicara konsulat Pakistan di Jeddah.
Menurut otoritas Arab Saudi, sekitar 1,27 juta pengunjung (jamaah) telah mengunjungi Arab Saudi sejak bulan Muharram 1444 H, bulan pertama dalam kalender Islam yang bertepatan dengan tanggal 30 Juli 2022. Sekitar 200.000 jamaah berasal dari Pakistan, jumlah tertinggi kedua setelah Indonesia.
"Kami memiliki musim yang panjang di depan," kata Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Pakistan, Nadeem Zaka.
"Lebih banyak orang akan bepergian (berkunjung ke Makkah) setelah mendapatkan informasi tentang relaksasi visa," tambahnya.
Jumlah jamaah Pakistan telah meningkat sekitar 30 persen, menurut Faizan Akhtar, anggota Asosiasi Agen Perjalanan Umrah Pakistan.
"Dulu kami mengirim satu atau dua grup yang terdiri dari empat hingga enam orang setiap minggu, yang kini meningkat menjadi tiga hingga empat grup yang terdiri dari sekitar enam orang, meskipun tarif pesawat naik karena nilai dolar," katanya.
"Kami juga telah mengirim banyak wanita secara mandiri untuk melakukan ibadah umrah, karena otoritas Saudi mengizinkan mereka bepergian tanpa anggota keluarga laki-laki," tambah Faizan.