Hijrah Bukan Saja Historis, Melainkan Jihad dan Niat Tulus

- Rabu, 3 Agustus 2022 | 15:15 WIB
Foto DR. Selvia Assoburu, M.Hum untuk MoeslimChoice.com
Foto DR. Selvia Assoburu, M.Hum untuk MoeslimChoice.com

MoeslimChoice.Sejarah Tahun Baru Islam, 1 Muharram awalnya ditandain dengan peristiwa besar berupa peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah ke Madinah Pada tahun 622 Masehi, Karena itulah jadi kalender Islam. 

"Bulan Muharam ini bulan yang mulia, banyak keutamaan pada bulan ini, bulan untuk beramal Sholeh," Kata DR. Selvia Assoburu, M.Hum, saat mengisi acara peringatan Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1444 H di Pendopoan Serasan Sekate Bupati Muba, Selasa (2/8/2022). 

Kegiatan tersebut dihadiri langsung Plt Bupati Muba Apriyadi, Plt Ketua TP PKK Muba Asna Aini Apriyadi, Forkopimda Muba, Plt Sekda Muba Musni Wijaya, serta para staf ahli Bupati, Asisten berserta seluruh kepala perangkat daerah Muba. 

Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang ini juga mengatakan, hijrah diartikan sebagai perjuangan meninggalkan hal-hal buruk ke arah lebih baik. Peristiwa hijrah ini diartikan sebagai pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri, Berani meninggalkan sesuatu yang buruk merugikan diri sendri dan beralih pada sesuatu yang baik. 

"Hijrah itu tidak saja berkaitan dengan peristiwa historis tertentu, tetapi Juga semangat memperbaiki diri, "katanya.

Kata nabi yang diriwayatkan Bukhori Muslim. Tidak Ada lagi hijrah sesudah pembukaan kota Makkah , tetapi yang ada jihad dan niat tulus. 

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

"Segala sesuatu perbuatan tergantung pada niatnya, setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya, "

Sejalan dengan refleksi tahun baru hijriah ini dicermati suasana kehidupan umat Islam saat ini ada 4 hal yg harus di transformasi. 

1. Hijrah kategori i'toqodiyah (keyakinan) ideologi tauhidnya seorang muslim dalam pelaksanaan keyakinan ibadah hanya semata-mata Karena Allah SWT.

2. Hijrah Fikriyah (pemikiran), pemikiran yang dilandasi control Wahyu ilahiyah, bukan berpikir liberalisme.

3. Hijrah Syuriyah (perasaan), yang muaranya pada ketenangan jiwa hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berdzikir. (aktivitas ibdah)

4. Hijrah Sulukiyah ( memperhatikan moral akhlak dalam sehari-hari)

Sehingga kata wanita yang merupakan lulusan S3 UIN Raden Fatah Palembanh ini, melalui peringatan hijriah umat Islam perlu mengadakan Introspeksi diri (muhasabah), apa kekurangan pada tahun sebelumnya harus ditambal, apa kelebihan harus dipertahankan, ibarat dalam pembukuan setiap tutup buku dan selanjutnya membuka lembaran baru.  

Halaman:

Editor: Irma

Terkini

X