Tim Kesehatan Haji Siapkan 115 Dokter Hadapi Puncak Armuzna

- Kamis, 30 Juni 2022 | 14:30 WIB
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana/Foto:Kemenag
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana/Foto:Kemenag

MoeslimChoice. Tim Petugas Kesehatan Jamaah Haji dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Arab Saudi mulai memfokuskan untuk menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah," kata Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana, kepada wartawan ketika ditemui di KKHI, Rabu (29/6/2022).

Untuk Armuzna, sebanyak 782 orang tenaga kesehatan akan diturunkan. Mereka terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat.

Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.

"Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna," ujarnya.

Saat puncak haji, KKHI juga akan mulai mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool. Rompi ini didesain khusus untuk jamaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.

"Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jamaah heat stroke," katanya.

Menjelang puncak haji, KKHI juga melakukan screaning khusus bagi jamaah dengan risiko tinggi. Mereka didata di kloter dan sektor. Jika risiko tinggi dengan komorbid, jamaah akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI. 

"Sudah 500-an jamaah yang kita screaning," ujarnya. 

Jika medical check up menunjukkan jamaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf.

"Jamaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jamaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya," tambah dia. 

Data di KKHI, jamaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah. 

"Penyakit paling banyak diderita jamaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia, M Imran mengatakan hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inab. 

Halaman:

Editor: Melati

Terkini

X