Penyebab Manusia Terhalang Melihat Wujud Allah, Ini Penjelasan KH Miftachul Akhyar

- Senin, 13 Maret 2023 | 11:21 WIB
Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar
Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar

MoeslimChoice. Fitrah manusia adalah selalu mengakui kewujudan Allah. Allah yang memiliki wujud jelas tidak perlu dipertanyakan eksistensinya. Hal tersebut diungkapkan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar dalam channel YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar.

"Kita diajak melihat apakah diri kita memiliki akal yang bersih atau sudah terlalu kotor. Makanya ada pertanyaan kok bisa Allah itu terhalang, bagaimana bisa akal kita ini menganggap Gusti Allah ini tertutup, terhalang atau tidak terlihat," kata Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, seperti dilansir dari laman NU Online, Jumat (10/3/2023).

Terhalangnya melihat Allah, hanya karena seseorang memiliki sesuatu, seperti rumah baru, pakaian baru sampai hingga akhirnya lupa kepada Allah. Padahal hakikatnya, yang mewujudkan itu semua adalah Allah.

"Rumah baru, pakaian baru, hakikatnya semua berasal dari Allah, walaupun itu ikhtiar kita, hasil kerja kita tetapi yang membuat kita bisa untuk bekerja, yang membuat kita bisa berhubungan baik dengan orang lain itu semua yang menggerakkan adalah Allah," tambah Kiai Miftach.

Menurut Kiai Miftach, jika Allah memberikan langsung pakaian, makan, dan rumah ke hadapan manusia tanpa mereka bersusah payah atau ikhtiar maka tidak akan ada kenikmatan hidup, dan akhirnya kita tidak memahami nilai kehidupan.

Baca Juga: Ketum PBNU Ajak Perwakilan Pendidikan Tinggi Capai Kemuliaan dengan Ilmu Pengetahuan

"Sehingga dilewatkan dengan perantara bekerja, berikhtiar sampai memeras keringat setiap hari, itu akan menjadi sunnah kehidupan kita," ungkapnya.

Kiai Miftach juga menjelaskan, bahwa akal manusia jika bersih maka mudah untuk mengenali Allah. Yang menyebut Allah wujud itu adalah akal. Meskipun tidak menemui langsung sifat kewujudan Allah, tetapi sifat-sifat yang terdapat di dalam Al Quran atau asmaul husna itu menunjukkan Allah wujud.

"Maka kita dilarang merusak akal, seperti mabuk-mabukan, narkoba dan sebagainya. Kita juga dilarang membunuh satu sama lain, mengganggu kejelasan nasab. Pernikahan merupakan pintu untuk memperjelas nasab seseorang. Jika tidak ada pernikahan maka seorang anak bisa menikahi ibunya dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan tidak adanya nasab," jelas Kiai Miftach.

Rais 'Aam PBNU itu menambahkan, dilarang pula mengganggu harta kekayaan orang lain, karena setiap orang sudah memiliki hak atas hartanya masing-masing. Selain itu, juga harus menjaga kehormatan orang lain, tidak mencemooh dan saling mengejek satu sama lain.

"Kenapa ini semua menjadi kesepakatan dunia, bahkan agama mana pun menggunakan kesepakatan ini? Karena dunia akan berdiri dengan baik jika 5 pokok perkara ini terpelihara dengan baik," pungkas Kiai Miftach.***

Baca Juga: Musywil Berakhir, Muhammadiyah Sulawesi Tenggara Kembali Dipimpin Seorang Habib

Editor: Melati Tagore

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bacaan Doa Niat Puasa Ramadan

Minggu, 19 Maret 2023 | 00:08 WIB

Berikut Doa-Doa yang Bisa Dibaca di Bulan Ramadan

Selasa, 14 Maret 2023 | 18:57 WIB

Hukum Ziarah Kubur Menjelang Ramadan

Selasa, 14 Maret 2023 | 08:05 WIB

Persiapan Menyambut Bulan Ramadan 2023, Apa Saja?

Jumat, 10 Maret 2023 | 09:35 WIB

Hukum Membunuh Semut dalam Islam

Kamis, 9 Maret 2023 | 06:34 WIB

Niat, Tata Cara dan Doa pada Shalat Witir

Rabu, 8 Maret 2023 | 23:05 WIB
X