• Kamis, 28 September 2023

Peringatan Maulid Nabi Merupakan Ekspresi Kebahagiaan Umat Islam atas Kelahiran Nabi Muhammad SAW

- Jumat, 15 September 2023 | 17:51 WIB
Peringatan Maulid Nabi adalah ekspresi kebahagiaan umat Islam foto Ist
Peringatan Maulid Nabi adalah ekspresi kebahagiaan umat Islam foto Ist

MoeslimChoice.com-Malam ini sudah tanggal 1 Rabiul Awal, yang karib disebut masyarakat Islam di Indonesia sebagai Bulan Maulid Nabi.

Disebut Bulan Maulid Nabi karena Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal di Tahun gajah.

Maulid Nabi itu bertepatan dengan serangan pasukan Raja Abrahah yang gagah lagi kuat. Mereka adalah pasukan bertunggangan gajah.

Tujuan Raja Abrahah menaklukkan Kota Makkah dengan menghancurkan  bagungan suci bernama Ka'bah, yang kala itu masih berupa bangunan di alam terbuka.

Baca Juga: Daftar Lengkap HTM ke Tempat Wisata Pangalengan Bandung Selatan, Harga Terjangkau Pemandangan Memukau!

Ka'bah kala itu belum berada di dalam masjid megah dan mewah seperti sekarang ini, Masjidil Haram di Kota Makkah Al Mukarramah.

Dalam perkiraan masyarakat Arab saat itu, tidak ada kondisi lain kecuali harus tunduk pada Raja Abrahah. Mereka yakin Pasukan Gajah bakal sukses menaklukkan Makkah dan menghancurkan Ka'bah.

"Allah berkehendak lain," tulis Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof H Wan Jamaluddin Z MAG, PhD dikutip dari MUIDigital.

Pasukan Raja Abrahah yang kuat lagi perkasa itu tak berdaya. Allah SWT mengutus Burung Ababil yang membawa batu dari neraka.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Tempat Camping di Garut, Alternatif Liburan Bersama Orang Tersayang dengan Suasana Menyejukkan

Burung Ababil bersenjatakan batu melempari Pasukan Gajah, sehingga pasukan itu ambruk dan tubuh mereka binasa seperti daun-daun dimakan ulat.

Bersamaan dengan kekalahan Pasukan Gajah, tersiar kabar cucu tokoh masyarakat Makkah Abdul Muthalib dari anaknya Almarhum Abdullah dan Aminah, bayi laki-laki yang sehat.

Sang kakek sangat gembira atas kelahiran cucunya. Ia sangat mencintai cucunya yang sudah yatim sejak di dalam kandungan itu, lalu ia beri nama Muhammad.

Muhammad, kata Prof Wan Jamaluddin, yang berarti mulia merupakan nama kehormatan Bangsa Arab di Kota Makkah saat itu. Dan Muhammad kecil ini begitu lahir dibawa tawaf keliling Ka'bah.

Baca Juga: Menguak Keindahan Wisata Alam Gunung Puntang di Desa Cimaung Bandung Selatan, Ternyata Penuh Sejarah Menarik

Mengapa umat Islam memperingati Maulid Nabi? Apakah ada tuntutannya?

Menurut Prof Wan Jamaluddin, secara historis Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah memperingati hari lahir beliau.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang kita lakukan, menurutnya, adalah cara mengingatkan kita kepada sesok Nabi yang selama ini kita teladani (uswatun hasanah) .

Nabi Muhammad SAW tidaklah pernah memperingati hari kelahirannya, namun beliau selalu mensyukurinya. Nabi melaksanakan ibadah puasa sunnah pada hari senin, sebagai hari yang istimewa.

Baca Juga: Masih Dekat Bandung, Berikut 6 Tempat Wisata Mengasyikan di Sumedang yang Sangat Worth It Didatangi

"Dari realita ini, kita sebagai umatnya turut serta memandang bahwa peringatan Maulid Nabi adalah sesuatu yang baik dan membawa kebaikan bagi umat Islam," katanya.

Dari setiap peringatan Maulid Nabi ada 4 poin penting yang dapat diambil:

PERTAMA:

Nabi Muhammad adalah sesosok Nabi yang kita teladani. Memperingati maulidnya memberikan banyak uswah hasanah antara lain:
   * Bagaimana keteladan ibunya yang telah merawat saat kehamilannya
   * Bagaimana kebahagiaan kakeknya atas kelahirannya
   * Bagaimana nampak adanya tanda-tanda kenabiah beliau.

Baca Juga: Liburan Argowisata Dengan Sensasi Petik Melon Sendiri, Ternyata Ada di Tangerang Lho

KEDUA:
   * Manusia dilahirkan dalam dalam keadaan fitrah
   * Orangtua menjadi penentu bagi keyakinan anaknya, apakah akan menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi
   * Keimanan yang kita miliki dan melekat pada diri kita yaitu ajaran Islam haruslah kita syukuri

KETIGA:
   * Peringatan Maulid Nabi adalah awal tonggak sejarah di mana agama Islam lahir sebagai risalah yang menyempurnakan risalah-risalah sebelumnya
   * Islam bukanlah syariat baru, melainkan syariat penyempurna atas syariat-syariat sebelumnya.

KEEMPAT:
   * Bahwa ajaran Islam ada yang bersifat perintah beserta tata cara pelaksanaannya, seperti ibadah shalat yang harus dijalani lima waktu dalam sehari, puasa wajib pada bulan Ramadhan, sehingga tidak hanya waktu, melainkan juga tatacara pelaksanaannya.
   * Ada pula ajaran Islam yang diperintahkan dan tidak terikat atas perintahnya salah tata cara pelaksanaannya, misalnya perintah dzikir yang dapat dilakukan kapan saja, baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.

Baca Juga: 5 Macam Doa Iftitah Sebelum Membaca Al Fatihah dalam Sholat! Nomor 3 Paling Mudah Dihafalkan

"Dengan peringatan Maulid Nabi Muhammadi SAW ini, semoga kita semua senantiasa diingatkan untuk bersama-sama mengekspresikan kebahagiaan kita atas hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, agar keberkahan dan rahmah-Nya senantiasa menjadi tauladan bagi kita semua," katanya.***

Editor: Rosydah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Merokok Itu Haram, Begini Menurut 4 Madzhab

Kamis, 21 September 2023 | 23:10 WIB
X