Makkah Dilanda Cuaca Panas, Jamaah Haji Diimbau Tak Memaksakan Diri Laksanakan Ibadah Sunah

MoesimChoice.com. Kota Makkah Al-Mukarramah, Arab Saudi, saat ini tengah dilanda cuaca panas dengan suhu rata-rata berkisar antara 30 hingga 45 derajat Celsius. Jamaah Haji diminta memperhatikan.

Dalam cuaca panas ini, jamaah haji Indonesia yang saat ini telah berada di Makkah, diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan tak memaksakan diri melaksanakan ibadah sunnah atau ziarah.

Terkait cuaca panas di Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi, Subhan Cholid, mengimbau jamaah haji untuk tetap menjaga kesehatan.

Baca Juga: Kemenag Kembali Buka Seleksi Penerima Bantuan Litapdimas 2023 bagi Dosen PTKI

"Kami meminta para jamaah untuk tidak memaksakan diri, dalam melaksanakan ibadah sunnah, dan sebaiknya melaksanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan diri," kata Subhan Cholid, di Makkah, seperti dilansir dari laman Kemenag, Selasa (6/6/2023).

Sementara itu, PPIH Arab Saudi, juga menerjunkan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (PKP3JH), yang menggalakkan gerakan siaga sandal dan alas kaki.

Gerakan ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kasus kehilangan alas kaki, yang bisa berisiko membahayakan tapak kaki.

Baca Juga: Saudia Airlines Sering Ubah Seat Pesawat, Direktur Layanan Haji: Saya Sudah Protes Keras dan Menegur

Peristiwa kaki jamaah yang melepuh terjadi di hampir setiap penyelenggaraan ibadah haji. Salah satu penyebab terbanyak adalah jamaah merasa kehilangan sandal atau sepatu saat keluar dari Masjid Nabawi atau Masjidil haram.

Lalu mereka pulang dengan tanpa alas kaki. Karena cuaca panas, lantai halaman Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, serta jalanan di Tanah Haram sangat panas. Sehingga bisa menyebabkan kaki melepuh jika menginjaknya tanpa alas.

Berikut imbauan dari PPIH Arab Saudi untuk para jamaah haji Indonesia terkait cuaca panas di Makkah:

Baca Juga: Pj Gubernur DKI Resmi Buka Pertandingan Bola Voli Antar Pegawai di Lingkungan Pemprov DKI

1. Tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh;
2. Tidak memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah sunnah dan ziarah;
3. Beribadah sesuai kemampuan diri, sehingga pelaksanaan ibadah haji, terutama pada masa Arafah, Muzdalifah,
dan Mina dapat berjalan dengan baik dan lancar.