MoeslimChoice.Seperti awal Januari lalu, diperkirakan harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya yang non subsidi akan mengalami penurunan. Sebab di samping harga minyak mentah dunia turun, nilai kurs Rupiah menguat.
Harga minyak mentah dunia dilansir dari CNBC, Kamis (26/1/2023), kini masih bertahan pada level US$ 80 per barel, bahkan pada awal Januari 2023 sempat kembali di bawah US$ 80 per barel, tepatnya sempat berada pada harga US$ 72,84 per barel pada 4 Januari 2023.
Pada perdagangan Rabu (25/1/2023) harga minyak mentah Brent tercatat US$ 86,12 per barel. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) di US$ 80,15 per barel.
Sementara dari sisi nilai tukar rupiah, kurs juga telah mengalami tren penguatan ke level di bawah Rp 15.000 per US$. Pada 25 Januari 2023, kurs tengah berada pada Rp 14.958 per US$. Sementara pada Desember 2022 hingga awal Januari 2023, kurs bahkan di atas Rp 15.500 per US$, bahkan tertinggi sempat mencapai Rp 15.731 per US$ pada 29 Desember 2022 lalu.
Dengan kedua kondisi faktor tersebut, harga minyak masih relatif rendah dan kurs menguat, maka diperkirakan harga BBM non subsidi pada 1 Februari 2023 juga akan mengalami penurunan.
Lantas, sebagai badan usaha yang ditugaskan menyalurkan BBM di masyarakat, apakah Pertamina kemungkinan akan melakukan penyesuaian harga pada 1 Februari mendatang? Mengingat, badan usaha penyalur BBM di Indonesia biasanya melakukan penyesuaian harga setiap bulannya di tanggal 1.
Secretary Corporate PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan, pihaknya masih melakukan review atas pergerakan harga minyak mentah dunia yang melandai dan penguatan kurs Rupiah terhadap dollar. Oleh sebab itu, dia belum dapat memastikan apakah harga minyak akan mengalami penurunan pada Februari mendatang.
"Melihat tren harga minyak, MOPS maupun kurs. Ini yang kami review. Kita tunggu hasil reviewnya ya," kata Irto.
Seperti diketahui, Badan usaha penyedia BBM belum lama ini kompak menurunkan harga produk BBM-nya per 3 - 4 Januari 2023 lalu. Salah satunya yakni Pertamina.
Sebagai contoh, Pertamina menurunkan harga produk BBM non subsidi Pertamax Cs. Misalnya untuk harga Pertamax di DKI Jakarta turun Rp 1.100 per liter menjadi Rp 12.800 per liter dari sebelumnya Rp 13.900 per liter pada periode Desember 2022.
Sementara untuk Pertamax Turbo turun Rp 1.150 per liter menjadi Rp 14.050 per liter, dari sebelumnya Rp 15.200 per liter. Kemudian untuk produk Dexlite kini dibanderol Rp 16.150 per liter, turun Rp 2.150 per liter dari sebelumnya Rp 18.300 per liter. Pertamina Dex dibanderol Rp 16.750 per liter, turun Rp 2.050 per liter dari sebelumnya Rp 18.800 per liter.[ros]