Ekspor Produk UKM Baru 15,6 Persen, Teten Masduki Lakukan Ini

- Kamis, 11 November 2021 | 16:15 WIB
ilustrasi
ilustrasi

MoeslimChoice.Kementerian Koperasi dan UKM akan memfasilitasi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk meningkatkan kualitas produk agar bisa tembus ke pasar ekspor, mengingat ekspor produk-produk yang dihasilkan UKM masih minim atau baru sekitar 15,6 persen.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, jumlah ekspor nasional pada triwulan III 2021 mulai meningkat menjadi 22,71 persen dibanding triwulan III 2020 yang hanya 17,24 persen.Dari total nilai itu hanya 15,65 persen yang disumbang pelaku UKM.

“Nilai ekspor UKM kita masih jauh dibanding Singapura, Thailand atau Tiongkok, di sana sudah sudah 41 persen, 29 persen dan 60 persen,” katanya pada Temu Bisnis Nasional UMKM yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (10/11/2021).

Untuk meningkatnya ekspor UMKM perlu dilihat kinerja Indeks Kinerja Logistik (LPI) berupa optimalisasi ekspor, menekan biaya logistik, mempersingkat waktu pengurusan dokumen ekspor dan kewajiban pabean.

“Perlu kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, BUMN, perbankan stakeholder lain dalam membangun ekosistem yang kondusif ini, untuk mendorong UKM go global,” katanya.

Teten berharap UGM bisa menjadi inkubator wirausaha untuk mendorong mahasiswa untuk mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan bisnis, serta membangun jaringannnya.

“Kami akan mendorong UKM yang siap ekspor dengan memfasilitasi standarisasi internasional bagi UKM, sekolah ekspor, pelatihan UKM ekspor, pembiayaan ekspor, sistem informasi ekspor, dan pameran berskala internasional, serta kerja sama peningkatan ekspor lainnya,” katanya.

Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, perdagangan dunia saat ini telah mengalami transformasi dari konvensional menuju digital. Kondisi ini menjadi momentum bagi para pelaku UKM melakukan transformasi pemasaran menuju pasar global.

Rektor menyebutkan, kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas sebesar 15,6 persen, sementara itu partisipasi UMKM dalam rantai nilai global baru mencapai 4,1 persen. Kemitraan antara UMK dengan Usaha Menengah Besar (UMB) baru pada angka 7 persen.

“Peluang pengembangan UMKM masih sangat terbuka, agar bisa berdaya saing butuh kolaborasi dan sinergi pentahelix antara universitas, pemerintah, perbankan, industri dan komunitas UMKM,” kata rektor.[irm]

Editor: Irma

Terkini

Travel Umrah Dongkrak Pemulihan Industri Boneka

Selasa, 28 Maret 2023 | 14:08 WIB
X