MoeslimChoice.Pada 2030, PT Pertamina memasang target menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 29%. Hingga 2020, perusahaan memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 27,08% dibandingkan target nasional sebesar 26%.
"Jadi sekarang yang sudah kami capai 27,08% ini melampaui dari komitmen 26% dari kontribusi Pertamina dalam menurunkan emisi," kata Senior Vice President Corporate Strategic Growth at PT Pertamina (Persero), Daniel S Purba, dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (8/11).
Salah satu upaya Pertamina dalam menurunkan emisi yakni dengan pemanfaatan flare gas sebesar kurang lebih 75%. Langkah ini terutama untuk kegiatan operasi di wilayah kerja migas perusahaan di sektor hulu.
Untuk menekan jumlah emisi yang dikeluarkan, perusahaan juga akan mengganti penggunaan bahan bakar minyak dengan gas bumi yang lebih ramah lingkungan. Pertamina juga akan mengefisienkan energi di seluruh kegiatan operasinya demi mengejar target komitmen perusahaan sebesar 29% pada 2030.
Pertamina telah mempersiapkan transisi energi sejak 2019 silam. Perusahaan juga telah menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024. Daniel mengatakan dalam rencana bisnis perusahaan pada 2024 sudah menyiapkan konteks merespon energi transisi.
Misalnya dengan pembangunan dan pengembangan kilang minyak yang terintegrasi dengan petrokimia. Kemudiaan pengembangan energi terbarukan untuk kegiatan operasional kilang. Secara aktif, perusahaan juga mendorong program dari pemerintah yaitu B30 yang merupakan campuran dari 30% fatty acid methyl ester (FAME) dengan 70% solar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
"Ke depan sudah kita canangkan bahwa suplai BBM Pertamina ke masyarakat secara persentase akan menurun dan digantikan dengan gas," ujar Daniel.
Pertamina sendiri menargetkan untuk menurunkan emisi karbon hingga 81,4 juta ton pada 2060. Hal ini dilakukan guna mendukung langkah pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission atau nol emisi karbon.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya mengatakan dalam rangka mengatasi perubahan iklim, transisi energi ke energi baru terbarukan (EBT) akan terus berlanjut sesuai arahan presiden.
Namun harus sejalan dengan prinsip ketahanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan. Di sektor energi, pemerintah berambisi mengurangi emisi sebanyak 314 juta ton setara CO2 (CO2e) pada 2030. Di mana 183 juta ton atau lebih dari 50% diantaranya merupakan target sektor EBT. Target ini dituangkan dalam peta jalan transisi energi Indonesia yang disebut National Energy Grand Strategy.
Dalam roadmap menyebutkan bahwa dengan kondisi bauran energi saat ini yang masih berada pada level sekitar 9%, maka pada tahun 2050 akan meningkat menjadi 31%. Sektor energi merupakan salah satu sektor penyumbang emisi karbon terbesar. [irm]