MOESLIMCHOICE.com-Indonesia dan Malaysia akan menghentikan pembicaraan perdagangan dengan Uni Eropa (EU), hingga mereka memberi perlakuan yang lebih adil untuk produsen minyak sawit kecil.
Financial Times melaporkan, Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof mengatakan undang-undang EU yang baru-baru ini diadopsi melarang impor produk yang berasal dari lahan yang dibuka dari hutan.
"Ini adalah tindakan yang menghukum dan tidak adil terhadap kami, dan khususnya petani kecil", kata Fadillah Yusof dikutip dari The Star, Kamis (1/6/2023).
Baca Juga: Daftar 50 Orang Terkaya Malaysia 2023, Tan Sri Robert Kuok Kembali Memuncakinya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan tersebut lebih memilih "perusahaan besar atau multinasional" yang mampu membayar tingkat birokrasi yang dituntut oleh peraturan tersebut.
Indonesia dan Malaysia awal bulan ini mengirim pejabat tinggi ke EU untuk menyuarakan keprihatinan atas undang-undang deforestasi, yang mereka yakini dapat merugikan usaha pertanian kecil.
Indonesia dan Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dan menyumbang sekitar 85% dari ekspor minyak sawit global. Uni Eropa adalah pasar terbesar ketiga mereka.
Baca Juga: Begini, Pidato Fatima Mohammed yang Membuatnya Jadi Sasaran Tembak Israel dan Pembela Yahudi
Undang-undang deforestasi penting Uni Eropa juga akan melarang impor kopi, daging sapi, kedelai, dan komoditas lainnya ke blok tersebut kecuali perusahaan dapat memberikan informasi yang "dapat diverifikasi" bahwa produk tersebut tidak ditanam di lahan yang digunduli setelah tahun 2020.
Fadillah Yusof dan Airlangga Hartarto tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters di luar jam kerja biasa.***
Artikel Terkait
Mentan Dorong Pengembangan Sawit jadi Bahan Bakar Pengganti Solar Harga Murah
Ini Daftarnya, Banyak Jamaah Haji Indonesia Tinggal di Syisyah yang Jaraknya Hingga 4 Kilometer Lebih
Hari Ini Indonesia Cerah, Siang Hujan Turun Hanya di 5 Kota
Kenakan Pakaian Adat Kesultanan Deli, Presiden Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila
Presiden: Tidak Dapat Didikte, Indonesia Negra Besar dan Siap Bekerjasama dengan Negara-negara Lain