MoeslimChoice.com - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, inklusi keuangan diyakini mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi, menurunkan kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan antar individu dan antar daerah.
Sebagai negara yang memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah tertinggi, kata Airlangga, Indonesia diuntungkan dengan jumlah pondok pesantren yang mencapai 37 ribu dan lebih dari 4,8 juta santri yang tersebar di berbagai wilayah.
Melalui pengembangan ekonomi berbasis pesantren yang dapat meningkatkan aktivitas keuangan, menurut Airlangga, potensi ekonomi dalam ekosistem pondok pesantren mampu mendukung upaya Pemerintah mendorong inklusi keuangan.
"Tentu pendidikan pesantren menjadi penting terutama untuk mendorong kewirausahaan dan hanya dengan praktik langsung kewirausahaan bisa disejajarkan jadi tidak hanya dengan teori tapi langsung berpraktik," ungkap Airlangga Hartarto saat mengunjungi Ponpes Raudhatul Tarbiyah dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Purwakarta, Rabu (5/04).
Baca Juga: Dukung Peningkatan dan Kemajuan Pondok Pesantren di Muba, Ini Komitmen Pj Bupati Apriyadi
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas SDM Pesantren, Pemerintah Siap Alokasikan Dana 250 Miliar
Akselerasi upaya inklusi keuangan tersebut juga dilakukan Pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 untuk mendukung perluasan akses keuangan kepada masyarakat dengan memperkuat koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemda, Industri Jasa Keuangan, Organisasi Masyarakat, serta lembaga pendidikan seperti ponpes pada berbagai segmen sasaran, salah satunya adalah santri dan pemuda.
Lebih lanjut, pada kesempatan tersebut Menko Airlangga juga berkesempatan untuk melakukan tinjauan langsung ke peternakan sapi limosin dan konveksi yang dimiliki oleh Ponpes Raudhatul Tarbiyah sebagai upaya membangun kemandirian ekonomi pesantren dan peningkatan keterampilan santri.
Selanjutnya, Menko Airlangga juga mendorong kemandirian Ponpes Raudhatul Tarbiyah tersebut dengan memberikan bantuan permodalan usaha melalui KUR dengan jumlah kumulatif sebesar Rp4,5 miliar dan bunga hanya 6%.
"Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pesantren Raudhatul Tarbiah yang sudah mandiri secara ekonomi. Tadi berbicara mengenai kepemilikan sawah, ternak sapi, dan juga usaha konveksi, ini merupakan contoh bahwa pondok pesantren bisa berdiri mandiri, dan tentu ini bisa terjadi karena ekosistem pesantren yang kuat," pungkas Menko Airlangga.
Sebelum mengunjungi Ponpes Raudhatul Tarbiyah, Menko Airlangga juga mengunjungi Ponpes Al Muhajirin guna mempererat silaturahmi sekaligus meninjau secara langsung perkembangan ekosistem ekonomi pada pesantren tersebut.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Anggota Komisi VIII DPR RI, Deputi Bidang Koordinator Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, serta Bupati Purwakarta.
Artikel Terkait
Allianz Indonesia Dukung Inklusi Keuangan dengan Implementasi pada Nasabah Disabel
Pesantren Harus Jadi Pusat Pemberdayaan Ekonomi
Tingkatkan Kemandirian Pesantren, Kemenag Bersinergi dengan Kemenparekraf
Menag Yaqut Hadiri At-Tasyakkur 'Alal Ikhtitam Pondok Pesantren Al Anwar Purworejo
Atasi Stunting, Menko Airlangga Dorong Produk Susu Anak Terjangkau