MoeslimChoice - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong perangkat daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkatkan inovasi berbasis riset di daerahnya.
Upaya yang dilakukan melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo menyampaikan hal itu dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Riset dan Inovasi Pengembangan Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi NTB, di Aula BRIDA Provinsi NTB, Senin (13/3/2023).
Yusharto mengatakan, resesi di tingkat global saat ini sedikit banyak mempengaruhi daya beli masyarakat hingga berkurangnya pasar kerja. Kondisi demikian, menurut dia, dinilai berpengaruh terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Baca Juga: BSKDN Pacu Pemkot Lhokseumawe Tingkatkan Ekosistem Inovasi
Baca Juga: Rakortekrenbang Kemendagri Pertajam Target Pembangunan 2024
Karena itu, Yusharto mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk terus mengembangkan riset dan inovasi di bidang industri kreatif sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Banyak sekali bisnis yang gulung tikar, lalu operasi bisnis yang terhambat. Lalu berikutnya yang kita rasakan berkurangnya pasar kerja atau pengurangan karyawan. Di balik itu semua pemerintah tetap harus berinovasi," terangnya.
Sementara itu, berdasarkan data pelaporan Indeks Inovasi Daerah (IID) 2022, nilai Provinsi NTB mengalami penurunan dari berbagai aspek meliputi penurunan skor, ranking, pelaporan jumlah inovasi, hingga banyaknya inovasi yang belum sesuai ketentuan.
"Ini perlu menjadi bahan evaluasi bersama agar ke depannya setiap perangkat daerah di wilayah Provinsi NTB dapat lebih serius mengembangkan inovasi yang dimilikinya dengan didasarkan pada riset yang dapat dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Yusharto juga mengungkapkan, berdasarkan rekapitulasi skor IID Provinsi NTB tahun 2022, Kabupaten Lombok Timur diketahui berada di posisi ketiga setelah Lombok Tengah dan Sumbawa Barat. Menurutnya, kesenjangan tersebut dapat disikapi dengan memperbaiki penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
"Contohnya kesenjangan Lombok dan Sumba yang masih perlu coba kita perbaiki diskrepansi pencapaian hasil pembangunannya, misalnya dengan memperbaiki penyusunan RKPD dengan melibatkan teknokrat," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Yusharto mengimbau kepada Provinsi NTB agar dalam mengembangkan inovasi berbasis riset selalu memperhatikan komposisi data yang digunakan. Dia berharap inovasi yang akan dilaporkan kepada pemerintah pusat melalui BSKDN sudah melalui serangkaian uji coba. Dengan begitu, inovasi tersebut dapat memiliki nilai kematangan yang cukup.
"Agar dalam upaya peningkatannya (inovasi) semua pihak memperhatikan tingkat kematangannya. Dengan begitu tidak ada lagi inovasi yang ditolak (tidak memenuhi syarat) di tahun-tahun berikutnya," pungkasnya.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Sosial di Pasar Nila, NTB
Kembangkan Inovasi dan Kolaborasi Pemerintahan, Dirjen Zudan Minta Dukcapil Jangan Mandek