MoeslimChoice.com-Saham Apple langsung rontok pada sesi kedua perdagangan saham Rabu (6/9/2023) karena Pemerintah China meningkatkan pembatasan iPhone.
Saham Apple tak siap, China memberlakukan pembatasan signifikan Tiongkok terhadap iPhone di kantor-kantor pemerintah dan entitas yang didukung negara.
Saham Apple terbukti tidak tangguh di tengah meningkatnya ketegangan China dan Amerika Serikat (AS), dan kembali anjlok pada perdagangan Kamis (7/9/2023).
Saham perusahaan publik terbesar di dunia ini turun 2,8 persen menjadi $177,79 pada perdagangan kemarin, setelah jatuh 3,6 persen pada hari Rabu.
Baca Juga: Astaghfirullah..Militan Islam Serangan Pangkalan Militer dan Tewaskan 64 Warga dan Tentara
Jatuhnya harga saham produsen iPhone itu menyusul laporan Wall Street Journal bahwa China melarang penggunaan ponsel pintar Apple di lembaga pemerintah pusat.
Hal ini diikuti oleh laporan Bloomberg News pada hari Kamis bahwa Tiongkok berencana untuk memperluas larangan tersebut ke lembaga-lembaga yang didukung pemerintah dan perusahaan-perusahaan negara, sehingga memperluas dampak kebijakan tersebut dalam perekonomian yang direncanakan secara terpusat.
Dilansir Al Jazeera, Jumat (8/9/2023), langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington.
Tiongkok semakin menekankan penggunaan produk teknologi buatan lokal, karena teknologi telah menjadi masalah keamanan nasional yang utama bagi Beijing dan Washington.
Baca Juga: Di Antara Semua Bakal Capres, Hanya Ganjar Pranowo Memiliki Modal Sosial yang Sangat Kuat
Instansi pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) di kedua negara telah menjadi pihak pertama dan terpenting yang mendorong kampanye semacam ini.
Laporan Bloomberg mengatakan peluncuran ponsel pintar Huawei yang menggunakan prosesor buatan Tiongkok pada minggu lalu dipuji oleh media pemerintah Tiongkok sebagai “kemenangan” setelah sanksi AS.
Pemerintah melarang penggunaan iPhone
Staf di setidaknya tiga kementerian dan badan pemerintah diberitahu untuk tidak menggunakan iPhone di tempat kerja, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters tetapi menolak disebutkan namanya karena sensitifnya situasi tersebut.
Baca Juga: Sesuai Instruksi Pj Bupati Apriyadi, PDAM Tirta Randik Jamin Kecukupan Distribusi Air Bersih
Salah satu sumber mengatakan mereka belum diberi tenggat waktu untuk menghentikan penggunaan iPhone dan belum jelas seberapa luas larangan tersebut diberlakukan.
Apple dan Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok, yang menangani pertanyaan media atas nama pemerintah, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tahun 2020, publikasi keuangan milik negara China, Economic Observer, melaporkan bahwa beberapa lembaga pemerintah telah menerapkan aturan yang melarang,
pejabat menggunakan iPhone karena aturan privasi ketat Apple yang mempersulit pejabat antikorupsi untuk mengakses dan menyelidiki ponsel tersangka.
Baca Juga: Pemprov DKI Siap Ganti 400 Unit Bus Transjakarta dengan Kendaraan Berenergi Listrik
Ketegangan AS-Tiongkok mengancam status Taiwan sebagai pusat chip global. Perpindahan ini mungkin menghambat pertumbuhan penjualan Apple
China adalah salah satu pasar terbesar Apple dan menghasilkan hampir seperlima pendapatannya. Apple, bersama dengan pemasoknya, mempekerjakan ribuan pekerja di China.
CEO Tim Cook menekankan hubungan panjangnya dengan negara tersebut, China, selama kunjungannya pada bulan Maret ke Beijing.
Perpanjangan larangan yang diberlakukan lebih dari dua tahun lalu menandakan semakin besarnya tantangan bagi perusahaan AS, yang sangat bergantung pada China untuk pertumbuhan pendapatan dan manufaktur.
Baca Juga: Yang Ingin Peragaan Busana di Arab Saudi, Dapatkan Izinnya di Platform Abdea
“Kami yakin pembatasan tersebut berpotensi memperlambat pertumbuhan penjualan Apple di China," kata analis D A Davidson, Tom Forte.
“Hal ini dapat memberikan tantangan tambahan bagi perusahaan, karena pendapatannya dari China telah terkena dampak negatif dari lingkungan makroekonomi yang menantang di negara tersebut.”
Analis Briefing.com Patrick O’Hare mengatakan situasi Apple berdampak pada perusahaan teknologi lainnya.
“Kekhawatiran pasar adalah, jika China dengan sengaja memilih untuk mempersulit bisnis perusahaan seperti Apple, yang memiliki hubungan kerja yang baik dan penting di China maka hal tersebut juga dapat terjadi pada banyak perusahaan AS lainnya yang melakukan bisnis di Tiongkok. , kata O'Hare.
Baca Juga: Wah, Pemain Remaja Lamine Yamal Sukses Merebut Hati Pelatih Spanyol Luis de La Fuente
Ketua panel DPR AS mengenai Tiongkok mengatakan bahwa larangan tersebut “tidak mengejutkan”.
“Ini adalah perilaku Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang lazim – mempromosikan pemimpin nasional RRT [Republik Rakyat Tiongkok] di bidang telekomunikasi, dan secara perlahan menekan akses pasar perusahaan-perusahaan barat,” kata Perwakilan AS Mike Gallagher kepada Reuters.
“Perusahaan-perusahaan teknologi Amerika yang ingin menyesuaikan diri dengan PKT harus menyadari bahwa waktu terus berjalan,” tambah Gallagher, seorang anggota Partai Republik.***
Artikel Terkait
Di Depan Pengusaha China, Arab Saudi Sebut Investasikan 1,2 T untuk Kembangkan Pariwisata
Gaokao, Ujian Masuk Perguruan Tinggi China Sangat Sulit yang Ikut 27 Kali tetap Tak Lulus
Hubungan AS-China di Puncak Ketegangan, Sampai-sampai Henry Kissinger Diutus ke Beijing
Untuk Rebut Simpati Negara Kecil Tonga, Antony Blinken Sebut China Predator
China Berjuang Atasi Deflasi Saat Negara-negara Lain Berperang Melawan Inflasi