MOESLIMCHOICE.com-Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, pihaknya menetapkan Awal Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Dzulhijjah menggunakan Metode Hisab Wujudul Hilal karena 3 alasan termasuk memudahkan penjadwalan aktivitas harian.
Ketetapan sikap Muhammadiyah itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyan Prof Haedar Nashir kemarin di acara Media Gathering PP Muhammadiyah menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 H yang jatuh pada, Jumat 21 April 2023 di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta yang dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Rabu (19/4/2023).
Muhammadiyah, kata Prof Haerah, menggunakan Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal secara praksis untuk menjawab keresahan umat tentang penentuan waktu-waktu penting ibadah umat Islam, yang berkorelasi dengan penjadwalan untuk aktivitas lain di luar ibadah khusus.
Baca Juga: Demi Wujudkan Transparasi, DPR dan BPKH Sosialisasi Pengawasan Keuangan Haji
"Oleh karena itu Muhammadiyah sampai saat ini terus mendorong segera direalisasikan kalender Islam global, diharapkan melalui kesepakatan waktu dalam kalender tersebut, keresahan-keresahan yang dihadapi umat Islam sekarang tidak terjadi kembali," katanya.
Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal, Prof Haedar mengatakan, tode ini ditopang tiga hal yang kokoh, yakni landasan atau pilar teologis, sains, dan praktis untuk memudahkan umat dalam menentukan agenda-agenda penting lainnya.
Tiga alasan yang menopang itu:
Baca Juga: Tinjau Gerbang Tol Kalikangkung, Menko PMK Imbau Pemudik Bawa Sopir Cadangan
1. Pertama adalah landasan teologis atau keagamaan berasal dari Al Qur’an maupun Hadis. Dalam Al Qur’an, tidak sedikit surat yang menerangkan tentang metode hisab untuk menentukan waktu, termasuk Hadis Nabi Muhammad SAW.
2. Kedua adalah sains, bahwa Agama Islam merupakan agama yang cinta pada ilmu. Wujud yang dipahami oleh Muhammadiyah sebagaimana konsep wujud itu, yaitu prinsip keberadaan. Hilal sebagai benda langit sangat bisa diamati melalui alat hasil atau produk ilmu pengetahuan.
“Bagi kami tidak bisa melihat dan tidak bisa tampak di hadapan kita belum tentu hilal itu tidak ada. Bagi kami konsepnya jauh lebih kuat jika konsepnya wujud atau ada,” ungkapnya.
Baca Juga: Bantu Para Pemudik, GP Ansor Dirikan 603 Posko di Seluruh Indonesia
3. Ketiga adalah praksis atau kemudahan, disebutkan bahwa dalam beragama Allah SWT menghendaki kemudahan bukan kesusahan. Kemudahan yang dimaksud oleh Muhammadiyah bukan yang pragmatis, tetapi kemudahan yang diberikan oleh agama.
“Muhammadiyah memandang kemudahannya banyak dari metode hisab itu," katanya.*
Artikel Terkait
Besok, Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 Ramadhan 1444 H dengan Rukyatul Hilal di 124 Lokasi
NU Tentukan Awal Bulan Kamariah dengan Rukyatul Hilal, Hisab Sebagai Pendukung karena Bersifat Prediktif
Pada Hari Sidang Isbat 1 Syawal 1444 H dan Rukyatul Hilal, Indonesia Mengalami Gerhana Matahari Hybrid