• Sabtu, 23 September 2023

Prof Haedar Mashir Yakin Metode Hisab Wujudul Hilal Nanti Digunakan Umat Islam di Seluruh Dunia

- Rabu, 19 April 2023 | 16:20 WIB
Pimpinan Pusat Muhammadiyah/Foto muhammadiyah.or.id
Pimpinan Pusat Muhammadiyah/Foto muhammadiyah.or.id

MOESLIMCHOICE.com-Prof Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyadari bahwa Metode Hisab yang digunakan Muhammadiyah dalam menetukan awal Bulan Kamariah menuai penolakan dari berbagai pihak saat ini.

Namun Prof Haedar Nashir menegaskan bahwa dirinya yakin Metode Hisab Wujudul Hilal akan digunakan secara umum oleh umat Islam di Indonesia, bahkan seluruh dunia.

Prof Haedar Nashir yakin satu saat nanti, Metode Hisab Wujudul Hilal akan digunakan seperti jam sebagai penanda waktu shalat. Saat itu nanti, umat Islam seluruh dunia akan menerapkan Metode Hisab Wujudul Hilal sebagai landasan dalam menentukan waktu-waktu penting ibadah yang lain umat Islam.

Baca Juga: Demi Wujudkan Transparasi, DPR dan BPKH Sosialisasi Pengawasan Keuangan Haji

“Sekarang kita bisa mudah sekali untuk Shalat Zuhur dan segala macam tanpa harus melihat matahari,” kata Prof Haedar Nashir pada Media Gathering yang diselenggarakan di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23 Kota Yogyakarta kemarin seperti dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Rabu (19/4/2023).

Dalam menentukan waktu shalat, saat ini dari golongan dan negara manapun memakai jadwal yang sudah pasti. Muhammadiyah ingin dalam menetapkan awal Ramadan, 1 Syawal, dan 10 Dzulhijjah juga menggunakan seperti itu.

Namun demikian, hal itu membutuhkan waktu yang tidak pendek, bahkan bisa jadi membutuhkan waktu satu abad. Oleh karena itu, untuk saat ini ketika masih terjadi perbedaan penentuan umat Islam tidak perlu saling menuding dan caci maki.

Baca Juga: Tinjau Gerbang Tol Kalikangkung, Menko PMK Imbau Pemudik Bawa Sopir Cadangan

“Kami pun menghargai bagi saudara-saudara, maupun negara yang masih menganut sistem dan metode lain," katanya.

Lebih lanjut, Prof Haedar mengatakan bahwaw keyakinannya pada sejarah KH Ahmad Dahlan yang menentukan arah kiblat masjid di Indonesia memakai perhitungan ilmu falak. Meski awalnya ditentang begitu rupa, namun yang dilakukan oleh Kiai Dahlan saat ini diikuti oleh bahkan seluruh umat Islam di Indonesia.

“Tapi sekarang Alhamdulillah, bahkan Kementerian Agama membikin sertifikasi bahwa setiap masjid harus dapat sertifikat arah kiblat yang benar. Bahwa perubahan untuk memakai kalender Islam global itu memerlukan waktu satu abad lagi,” imbuhnya.

Baca Juga: Ketika Buya Hamka Tolak Poligami, Najwa Shihab: Saya Senang Bagian itu Masuk dalam Film

Penggunaan metode hisab hakiki wujudul hilal, imbuh Haedar, merupakan landasan yang bisa digunakan oleh generasi mendatang supaya hidup menjadi praktis. Islam harus menjawab tantangan yang ada di masyarakat modern yang memerlukan kepastian.

“Kepastian transaksi, kepastian tentang hari dan tanggal dan lain sebagainya. Yang tidak pasti dalam terawangan kita kan kematian dan ajal,” ucapnya.

“Dan benda-benda langit itu juga beredar dengan kepastian. Apa ada bulan itu demi toleransi mundur dulu ?, bulan itu mau datang ya datang, matahari mau terbenam ya terbenam,” ungkap Haedar.*

Editor: Rosydah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X