MoeslimChoice. Pada bulan Ramadhan setiap Muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh. Puasa Ramadhan dilaksanakan mulai sebelum Shubuh hingga matahari terbenam (Maghrib). Namun untuk setiap negara memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Seperti halnya di Indonesia, puasa dilaksanakan selama kurang lebih sekitar 13 Jam. Sedangkan untuk Negara Turki berbeda.
Turki akan melaksanakan Ramadhan 2023 (1444 H) pada saat musim semi. Berbeda dengan tahun lalu, Turki melaksanakan ibadah puasa di musim panas. Hal tersebut diinformasikan oleh Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Turki, Nazihah, seperti dilansir dari NU Online, Jumat (17/3/2023).
"Ramadhan 1444 H ini akan dilaksanakan pada spring, musim semi. Karena akan dimulai akhir Maret dan itu adalah permulaan musim semi. Berbeda dengan tahun lalu, dilaksanakan pada musim semi akhir dan musim panas awal," kata Nazihah.
Pada awal musim semi ini, menurutnya, waktu Shubuh diperkirakan jatuh pada pukul 5:50 (waktu setempat). Sementara waktu Maghrib 18:30 (waktu setempat). Hingga panjang waktu puasa di Turki pada musim semi ini adalah di kisaran antara 13-14 jam.
"Jadi, kalau sekarang musim semi berarti sekitar 13-14 jam puasanya," tambah penerima Beasiswa Pemerintah Turki atau Turkiye Burslari Scholarships (YTB) tersebut.
Sementara pada musim dingin, waktu Shubuhnya ada di jam 6.30 dan Maghrib di jam 17.30. Pada musim dingin ini, lanjut dia, durasi puasa lebih singkat yakni sekitar 10-11 jam.
"Kalau musim panas tahun lalu itu, sampai di 13-14 jam. Berarti untuk tahun ini karena berada di musim semi di awal Ramadhan kurang lebih di sekitar 5:30. Kalau di akhir Ramadhan mungkin bisa lebih panjang lagi," ungkap Nazihah.
Baca Juga: Turki Gelontorkan 225 Triliun Bangun Kembali Rumah untuk 1,5 Juta Korban Terdampak Gempa
Nazihah sendiri tinggal di Turki sejak tahun 2021. Dia pun menceritakan bahwa terdapat beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat Turki dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Salah satu yang paling familiar dan mirip dengan tradisi di Indonesia adalah berziarah kubur.
"Ziarah kubur sebelum Ramadhan, mereka juga melakukan ziarah kubur," kata Nazihah.
Selain itu, Nazihah menuturkan bahwa tradisi penyambutan Ramadhan lainnya adalah dengan melakukan bersih-bersih tempat tinggal. Tradisi bersih-bersih rumah, kata Nazihah, sudah berlangsung sejak lama, bahkan dari zaman Kesultanan Utsmaniyah.
"Tradisi penyambutan Ramadhan ini menarik ternyata penyambutannya ada beberapa hal yang sama dengan di Indonesia. Misalnya, di Turki itu salah satunya bersih-bersih rumah," terang Nazihah.
Lebih lanjut dia menyatakan, tradisi unik lain dari Turki dalam penyambutan bulan Ramadhan yakni penyediaan tabungan Ramadhan. Menariknya lagi, kebiasaan mengumpulkan uang Ramadhan tersebut bukan hanya berlaku pada orang dengan penghasilan tinggi. Pekerja yang berpenghasilan rendah pun juga mengupayakan untuk menyiapkan tabungan Ramadhan.
"Agar menjalani bulan Ramadhan tidak penuh dengan kekhawatiran. Jadi, mereka menabung uang untuk melewati Ramadhan dengan nyaman dan bisa fokus beribadah," ungkapnya.
Artikel Terkait
Pemerintah Indonesia Kirimkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Sambut Bulan Puasa di Turki: dari Pukul Bedug Hingga Bersih-bersih Rumah