MoeslimChoice.com - Candi-candi di Jawa tengah yang umum dikenal masyarakat adalah Candi Borobudur di Magelang, kemudian Candi Prambanan di Kabupaten Klaten, Candi Sewu yang juga di Klaten, Candi Dieng di Wonosobo ada pula Candi Sukuh di Kabupaten Kranganyar.
Namun ternyata yang belum diketahui masyarakat umum selama ini, Kota Solo ternyata juga punya Candi. Warga menyebutnya Candi Mangkubumen.
Dikutip MoeslimChoice.com dari situs resmi Pemkot Surakarta, ada sebuah bangunan yang cukup unik di tengah tanah kosong di ruas Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Mangkubumen, Solo. Bangunan ini berbentuk unik, karena berarsitektur mirip menara gereja Eropa.
Semula banyak yang menganggapnya sebuah makam, karena dipasang pagar pembatas di sekelilingnya. Namun, bila menelisik lebih jauh, bangunan unik dan kecil ini adalah tempat dikuburnya ari-ari (tali pusar) dari seorang Patih Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yaitu Patih KRA Sasranagara, yang hidup pada masa pemerintahan Pakubuwono IX.
KRA Sasranagara memerintah sebagai Adipati pada tahun 1866 dan pernah tinggal di Rumah Kadipaten di kawasan Kampung Kepatihan, Solo.
Baca Juga: Tanpa Banyak Bicara, Presiden Promosikan Candi Prambanan
Terlihat tidak ada bentuk candi sama sekali seperti candi pada umumnya (Hindu-Budha), karena sejatinya memang bukan candi. Mungkin kalau lebih tepatnya, bangunan tersebut adalah semacam tugu. Menengok lebih dekat bangunan tersebut, tingginya sekitar 3 meter dan dipagari keliling. Ada tempat dupa yang mungkin biasa dipergunakan keluarga atau warga untuk berziarah.
Hal yang menarik, bentuknya yang berarsitektur Belanda atau Eropa. Bentuk tugu pada Candi Mangkubumen, terlihat vertikal dan berciri khas Eropa dengan empat tiang penyangga. Atapnya mengerucut ke atas dengan ukiran ornamen khas Eropa.
Saat ini bangunan tersebut berada di tanah kosong, namun dari masa ke masa, bangunan ini pernah ‘ditemani’ oleh beberapa bangunan. Tak jauh dari Candi Mangkubumen, saat ini berdiri bangunnan mal yang megah, yakni Paragon Mall.
Konon bangunan itu sudah mulai ada sejak tahun 1840 sebagai penanda tempat menanam atau mengubur ari-ari (tali pusar) Patih Sasranagara.
Baca Juga: 50 Tahun Kerjasama Indonesia-Korsel, Corak Batik Solo Bakal Jadi Motif Mobil Listrik
Sedikit mengulas sejarah, Patih sendiri adalah seorang orang yang sangat dipercaya raja dan biasanya menjadi wakil seorang raja. Kepatuhan atau loyalitasnya terhadao raja sudah teruji. Patih termasuk golongan atau kelas bangsawan pada masa kerajaan di nusantara.
Patih KRA Sasranagara yang lahir 1811, kemudian ari-arinya ditanam di tempat tersebut. Pada masa hidupnya, Pakubuwono IX mengangkatnya sebagai Patih pada tahun 1866. Keputusan mengangkatnya sebagai Patih, karena memang pertimbangan yang pantas, sebab Sasranagara dikenal sebagai orang cakap dan pandai khususnya dalam mengambil keputusan. Sehingga kemampuan yang dimilikinya itu banyak sekali membantu roda pemerintahan Pakubuwono IX.
Selama membantu Sinuhun Pakubuwono IX, tugas yang diembannya, dijalankan dengan penuh amanh. Hingga beliau wafat dan dimakamkan di kawasan Manang. Hingga kini banyak orang berziarah ke makamnya.
Artikel Terkait
Mahalnya Tiket Candi Borobudur, Sandiaga: Ini Bukan Untuk Cari Untung
PKB Apresiasi Penundaan Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur
Lihat! Candi yang Dibangun Ki Joko Bodo untuk Keluarga
Roy Suryo Divonis 9 Bulan Penjara Atas Kasus Meme Stupa Candi Borobudur
Presiden Jokowi Ajak Cucu Berwisata Edukasi di Candi Prambanan