Tak Wajibkan Shalat, MUI Bone: Aliran Puang Nene Menyimpang dari Aqidah

- Rabu, 29 Maret 2023 | 06:22 WIB
Aliran Puang Nene Tak Wajibkan Shalat dan Shalat Jumat
Aliran Puang Nene Tak Wajibkan Shalat dan Shalat Jumat

MoeslimChoice. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), menyatakan, bahwa kelompok buatan Puang Nene atau Walinono, menyimpang dari aqidah agama Islam.

Al Mukarram Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara adalah nama kelompok Puang Nene, yang diisukan tidak mewajibkan shalat lima waktu dan Jumat. Aliran ini bertempat di Dusun Pape, Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.

Menurut Ketua MUI Kabupaten Bone, Prof Dr KH Amir HM mengatakan, isu yang beredar itu belum benar adanya, terutama tidak mewajibkan shalat lima waktu dan shalat Jumat.

"Tim kami di MUI Kecamatan Libureng sedang melakukan pendekatan, menurut keterangan yang diperoleh dari pengikutnya, mereka hanya melakukan kajian tarekat dan tasawuf di malam harinya," kata Ketua MUI Kabupaten Bone, Prof Dr KH Amir HM, seperti dilansir dari MUI Digital, Minggu (26/3/2023).

Ketua MUI Bone melanjutkan, persoalan tidak melakukan shalat Jumat itu cuma isu yang tidak betul, karena sebagian pengikutnya tetap melaksanakan shalat Jumat.

"Mungkin ada sebagian masyarakat melihat mereka jarang shalat Jumat, padahal bisa jadi mereka shalat di masjid lain atau musafir, sehingga tidak sempat melaksanakan shalat Jumat," tambahnya.

Baca Juga: Antisipasi Perbedaan di Akhir Ramadhan 2023, Ketua MUI Harap Tetap Jaga Persatuan

"Kami juga sedang melakukan pembinaan dengan mengirim Da'i kami dari MUI Kecamatan Libureng, untuk Khutbah Jumat dan berceramah selama bulan Ramadhan di masjid tempat mereka shalat," ungkapnya.

Lebih lanjut, Prof Dr KH Amir mengatakan, bahwa dari MUI Bone juga akan segera memberikan pembinaan terhadap Puang Nene dan pengikutnya yang diduga sesat. Dalam waktu dekat MUI kabupaten juga akan menemui mereka.

Jika ditemukan ada penyimpangan, misalnya tidak mewajibkan shalat lima waktu atau menganggap pemimpinnya Nabi, maka pasti kita anggap sesat. Namun sejauh ini masih aman hanya menyimpang dari segi aqidah, karena melakukan musyrik dengan melakukan ritual sesajian di sungai.

"Memang ada ajaran menyimpang yang mengarah pada penyembahan berhala," katanya.

"Persoalan syirik, saya kira masih banyak terjadi dimana-mana di masyarakat kita sehingga tugas Da'i harus menyampaikan dakwah tentang tauhid. Tauhid menjadi perkara yang sulit, bahkan sejak jaman dahulu sehingga Nabi berkata, 'yang paling berat saya hadapi dari umatku adalah masalah kemusyrikan'," tutupnya.

Sementara itu, Polres Bone juga sedang mengusut aliran Puang Nene yang menyebarkan ajaran tidak mewajibkan shalat lima waktu dan tidak melaksanakan shalat Jumat.

Polisi juga mengungkap, bahwa Puang Nene tiap bulan memberi sesajen berupa makanan ke pinggir sungai di Desa Mattirowalie Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.***

Halaman:

Editor: Melati Tagore

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X